1 Austenitic. Stainless steel jenis austenitic merupakan seri 300 yang memiliki kandungan krom sebesar kurang lebih 18 hingga 25%,nikel sebesar 8 hingga 20%, serta beberapa kandungan tambahan seperti nikel, mangan, dan nitrogen. Stainless steel jenis ini menjadi jenis stainless steel yang paling kuat terhadap tekanan suhu tinggi dan karat. Jadiudah jelas ya guys tentang beda las MIG dengan gas dan tanpa gas. Intinya kalo kalian mau ngelas MIG tanpa gas, kalian kudu beli mesin las khusus yang bisa ngelas tanpa gas. Tapi jika kalian punya mesin las MIG biasa yang pada umumnya. Kalian kudu tetep harus pake gas buat hasil yang sempurna. . Kami yakin, pertanyaan mengenai perbedaan antara pipa welded dan pipa seamless pasti pernah terlintas dipikiran Perkasa Partner. Bagi orang-orang yang masih awam dengan industri baja, banyaknya produk-produk baja yang ada dipasaran memang kadang membingungkan. Padahal, jenis-jenis yang teramat banyak ini sesungguhnya dibuat mengikuti permintaan pasar atas kebutuhan kita yang makin beragam dan kompleks. Tentu hal ini akan memudahkan pekerjaan-pekerjan proyek yang terus berlangsung, apalagi dengan teknologi yang terus diperbarui. Salah satu contoh yang paling ideal adalah produk pipa besi. Pipa besi memiliki jenis, ukuran, dan bahan baku material yang cukup beragam. Perkasa Partner tentu pernah mendengar jenis-jenis pipa besi seperti pipa welded, pipa stainless, pipa galvanis, pipa hollow, pipa seamless dan lain sebagainya. Cukup banyak, bukan? Masing-masing pipa ini nyatanya dibuat dengan menyesuaikan kegunaannya. Hal ini juga berlaku untuk pipa welded dan pipa seamless yang sering dibilang identik. Meski sama-sama berbahan dasar hot rolled steel dan berbentuk bulat, sebenarnya kedua pipa ini berbeda. Nah, apa sih perbedaan antara pipa welded dan pipa seamless? Jawaban sederhana yang paling mendasar adalah proses pembuatannya. Baca juga Jenis-jenis Pipa Besi Perbedaan Pipa Welded dan Pipa SeamlessFungsi Pipa Pipa Welded vs Pipa SeamlessKeutungan Pipa WeldedKeuntungan Pipa Seamless Seperti yang kita tahu, proses pembuatan pipa besi bisa dilakukan dengan banyak metode, termasuk metode welded dan metode seamless. Nyatanya, proses pembuatan pipa dengan metode welded dan seamless adalah yang paling populer dan telah digunakan selama beberapa dekade. Secara singkat, perbedaan pipa welded dan pipa seamless berada pada kelim yang ada di badan pipa. Pipa welded, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan pipa las, adalah pipa besi yang diproses dengan metode pengelasan. Pipa welded biasa dibuat dari plat atau strip baja yang disambung dengan teknik las. Sambungan dari pipa welded ini pun bermacam-macam, ada yang spiral dan ada pula yang lurus/longitudinal. Plat atau strip baja dengan ketebalan tertentu akan digulung secara melingkar dengan mesin pelengkung plat atau mesin roll. Pada saat strip atau plat baja telah tergulung dan membentuk silinder, bagian sambungan akan di las dengan atau tanpa material pengisi berua logam/flux. And voila, pipa welded sudah selesai diproduksi. Pengelasan dalam pipa welded juga beragam, beberapa teknik pengelasan yang paling kondang adalah mengalirkan arus listrik tegangan tinggi pada sambungan pipa sehingga sambungan akan meleleh dan melebur menjadi satu. Proses tersebut terdiri dari Electric Resistance Welding, Electro Fusion Welding, High-Frequency Welding untuk pipa dengan las longitudinal. Sedangkan untuk pipa dengan las spiral, teknik las dengan Submerged Arc Welding lebih populer. Proses Pembuatan Pipa Welded Jika pipa welded memiliki sambungan las dibadannya, pipa seamless justru sebaliknya. Pipa seamless, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan pipa tanpa kelim, merupakan pipa besi tanpa sambungan. Sama halnya dengan pipa welded yang memiliki beragam teknik pengelasan, pipa seamless juga memiliki beberapa metode produksi. Metode yang paling sering digunakan adalah metode Mandrel Mill Process, yang hampir sama dengan proses Mannesmann Plug Mill Hot Rotary Piercing. Metode lain dalam pembuatan pipa seamless adalah Extruction Process dan Push-Bench Process. Prosesnya lebih rumit jika dibandingkan pipa welded. Billet baja yang telah dipanaskan akan malalui proses piercing dan didorong ke dalam mill. Kemudian billet akan mengalami proses penggulungan dan peregangan untuk menyesuaikan panjang, diameter, dan ketebalan dinding pipa seamless. Proses Pembuatan Pipa Seamless Fungsi Pipa Pipa Welded vs Pipa Seamless Lalu, apakah fungsi pipa seamless dan pipa welded berbeda? Bisa dibilang iya, karena menyesuaikan dari kebutuhan pengguna. Secara umum, pipa welded dianggap lebih rentan jika dibandingkan dengan pipa seamless karena sambungan las yang ada di badannya. Sedangkan pipa seamless yang tidak memiliki sambungan atau cacat struktural dirasa lebih kuat. Well, memang benar bahwa secara teoritis pipa welded memiliki sambungan las yang membuat pipa ini lebih lemah karena tidak tahan terhadap tekanan maupun suhu yang tinggi. Namun nyatanya, dengan melalui proses produksi dan kontrol kualitas yang tepat, pipa welded dapat bekerja dengan baik asal tidak melampaui toleransi kekuatannya. Secara ekonomi, pipa welded jelas lebih menguntungkan dibandingkan dengan pipa seamless karena produksinya lebih sederhana dan lebih murah. Meski pipa seamless terbukti lebih tahan terhadap tekanan, tapi banyak protes dilayangkan karena ukurannya yang kurang konsisten. Proses penggulungan dan peragangan pipa seamless cenderung menghasilkan ketebalan dinding yang tidak konsisten jika dibandingkan dengan ketebalan dinding yang didapat dari proses welded yang dibuat dari plat atau strip baja. Selain itu, rumitnya proses pembuat pipa seamless membuat harganya melambung tinggi. Kabar baiknya, kedua pipa ini memiliki fungsi dan penggunaan masing-masing. Misalnya saja pipa seamless, pipa ini akan sangat menguntungkan untuk aplikasi bertekanan dan bersuhu tinggi seperti dalam industri minyak & gas, industri farmasi, dan pembangkit listrik. Sedangkan pipa welded bisa digunakan dalam semua industri selama suhu, tekanan, dan variabel lainnya terukur dan tidak melebihi standar yang telah ditentukan oleh produsen. Sedangkan dalam aplikasi strukstural, baik pipa welded maupun pipa seamless dapat bekerja sama baiknya. Baca juga Fungsi Pipa Besi, Apa Saja? Keutungan Pipa Welded Perlu dicatat, bahwa keuntungan dari pipa welded ini juga dipengaruhi oleh kebutuhan penggunaannya. Jadi pemilihan pipa yang sesuai dengan penggunaannya adalah hal yang sangat perlu untuk diperhatikan. Keuntungan pipa welded, meliputi Harga produksi yang lebih murahProses pembuatan cenderung lebih sederhan dan memakan waktu yang lebih singkatPermukaan akhir yang lebih baik di bagian dalam dan luar pipaKonsistensi ukuran yang lebih pasti sehingga angka toleransinya pun lebih tepat Keuntungan Pipa Seamless Adapun keuntungan dari pipa seamless, meliput beberapa hal seperti Dinding pipa yang lebih tebal sehingga lebih tahan terhadap tekanan dan suhu yang tinggiTidak ada sambungan las, yang berarti lebih tahan terhadap korosiMemiliki bentuk silinder yang lebih baik, meski ukurannya cenderung kurang konsisten Baca juga 7 DIY Pipa Besi, Bagus Banget! Kesimpulannya, perbedaan yang sangat kentara antara pipa welded dan pipa seamless terletak pada proses pembuatannya. Jadi kenali dulu kebutuhan Perkasa Partner sebelum menentukan akan membeli pipa welded atau seamlesss ya. Posted by Amalia Posted in Pengenalan las Argon Posted on Buat kamu yang biasa bekerja di workshop maupun di proyek dengan pekerjaan - pekerjaan pengelasan besi/carbon MS/CS dan stainless steel SS mungkin udah nggak heran dan udah sangat akrab dengan las argon. Tapi mungkin masih ada teman - teman kita yang belum tahu tentang las argon, atau sudah pernah denger tapi ingin tahu lebih jauh, aku mau coba membahasnya. Mungkin kamu biasa pake las karbit, acetilin atau mungkin elektroda stick, mau tahu nggak bedanya dan alasan mengapa digunakannya las argon? Berikut ini adalah beberapa perbedaan dan alasan penggunaan las argon1. Perbedaannya dengan teknik pengelasan lain Sumber api , menggunakan sumber api yang berasal dari listrik yang dihasilkan oleh mesin las berupa travo inverter. Pada pengelasan karbit maka sumber apinya adalah gas yang dihasilkan oleh perendaman karbit, sedangkan pada las acetilin, gas acetilin digunakan sebagai bahan bakar untuk membuat sumber api. Sinar las, welder/operator las pada las argon wajib hukumnya pake kedok/masker safety pada saat melakukan pengelasan, ini disebabkan sinar yang dipantulkan oleh sumber api listrik sangat terang, makanya digunakan masker yang dilengkapi kaca hitam yang dirancang untuk mengurangi silau pada mata, supaya cairan logam bisa terlihat jelas supaya bisa diarahkan. Tanpa menggunakan masker las mustahil mendapatkan hasil pengelasan yang baik sesuai standar, yang ada mata kamu akan menjadi bengkak dan berair, serta terasa pedih. 2. Alasan penggunaan Bersih dibanding pengelasan acetilin, las karbit maupun elektroda, karena gas argon yang digunakan untuk mendukung proses pengelasan hampir nggak ada polusi, hanya mengeluarkan sedikit asap. Sedangkan pada material yang dilas hasil pengelasan pun bersih, karena pengelasan jenis ini tidak menimbulkan percikan logam maupun kerak. Rapih dan teliti, hasil pengelasan sangat mungkin rapi dan teliti, bisa menjangkau posisi sempit tanpa mengorbankan tampilan/perfomace, hasil pengelasan tetap bisa kecil dan lurus, dan bisa digunakan untuk material dengan ketebalan 50mm atau lebih sampai dengan 1mm bahkan yang lebih tipis lagi. Untuk pengelasan stainless steel SS, ini mungkin akan jadi alasan utama, karena las acetilin dan karbit tidak bisa digunakan buat ngelas SS, sedangkan las elektroda/stick masih bisa digunakan hanya untuk material dengan tebal 2mm atau lebih, itupun masih meninggalkan percikan yang kadang susah dibersihkan sehingga tidak disarankan untuk pengelasan pada material yang ada kontak langsung dengan produk farmasi, food & baverage dan kosmetik. Nah, sekarang udah ada gambaran yang lumayan jelas kan, perbedaan las argon dengan yang lain dan juga alasan pemakaian jenis las ini. Oh iya buat kamu yang mau ngasih masukan atau komentar, sok aja gak perlu ragu pumpung gratis, he.. he.. Mudah - mudahan bermanfaat. Apakah kamu pernah merasakan kebingungan saat mencari tahu jenis bahan pembuatan sebuah barang? Salah satu yang paling sering dijumpai adalah orang kesulitan untuk melihat perbedaan aluminium dan stainless kedua benda tersebut tentu punya karakteristik masing-masing sehingga kalau kamu sampai salah beli tentu akan sangat terasa untuk menghindari kesalahan semacam itu, pastinya kamu wajib untuk mulai mencari tahu tentang perbedaan antara kedua benda ini adalah beberapa perbedaan aluminium dan juga stainless steel yang wajib untuk kamu Perbandingan Kekuatan Pada BeratHal pertama yang membedakan kedua benda ini adalah dari kekuatannya. Secara umum, bahan aluminium tidak mempunyai kekuatan seperti dapat dikatakan bahwa kekuatannya tidak lebih dari sepertiga beratnya. Faktor tersebutlah yang membuat body pesawat mayoritas menggunakan bahan yang terbuat dari Sifat KorosiBaja secara alamiah mampu bertahan dari karat. Hal tersebut dapat terjadi karena memang baja dibuat dari besi, nikel, mangan, tembaga dan nikel. Selain itu, penambahan kromium juga semakin melindungi benda tersebut dari serangan yang tidak mempunyai pori juga menjadi alasan lain mengapa benda tersebut kuat terhadap itu, aluminium kekuatannya tidak sekuat itu. Pada saat terjadi proses oksidasi, permukaan bahan tersebut akan jadi dalam kasus yang sudah parah bagian permukaan juga dapat Juga Daftar Pabrik Baja milik Badan Usaha Milik Negara3. Segi BiayaPerbedaan aluminium dan stainless steel berikutnya tentu ada pada dengan kekuatan serta kualitas yang dimiliki, kamu pasti sudah dapat menebak jika stainless steel punya harga lebih untuk aluminium, harga jualnya masih jauh lebih Tingkat Konduktivitas ThermalBerikutnya, perbedaan juga dapat dilihat dari konduktivitas termal. Besi stainless tingkat konduktivitas terhadap termalnya dinilai lebih buruk dibandingkan hal itulah, pada saat pembuatan unit pendingin serta radiator mobil bahan yang digunakan adalah Kemudahan PengelasanDalam praktiknya, kamu akan lebih mudah saat hendak mengelas benda berbahan stainless steel dibandingkan untuk pengelasan aluminum dikatakan sangat sulit dilakukan. Dibutuhkan perlakuan khusus agar proses pengelasan dapat Fleksibilitas BentukPerbedaan selanjutnya dari kedua bahan ini adalah pada kemudahan pembentukannya. Secara karakteristik, aluminum punya tekstur yang cukup lunak sehingga mudah untuk dibentuk ataupun dengan stainless steel. Sifatnya yang punya ketahanan serta kekuatan terhadap terjadinya abrasi ataupun aus membuatnya lebih sulit dalam karena itu, untuk melakukan pembentukan pada baja tahan karat seperti ini dibutuhkan peralatan KekuatanSecara kasat mata, pastinya kamu sudah dapat melihat mana yang punya kekuatan lebih baik di antara kedua benda sekali, baja tahan karat tentunya punya kekuatan lebih baik apabila dibandingkan aluminum dengan bobot yang Sifat ThermalBerdasarkan sifat konduktivitas yang dimiliki, kamu juga dapat membedakan kekuatan thermal dari kedua benda umum, berkat karakter yang dimilikinya, besi anti karat dapat bertahan pada suhu sangat itu, aluminum punya ketahanan terhadap thermal yang lebih lemah. Pada saat benda dipanaskan hingga mencapai 400 derajat, benda tersebut sudah menjadi sangat lunak. Berdasar fakta tersebut, bahan baja kerap kali digunakan di tempat bersuhu Juga Jual Kawat Bendrat Surabaya Termurah dan Lengkap9. Tingkat Konduktivitas ListrikHal lain yang membedakan kedua bahan ini adalah pada konduktivitas-nya terhadap umumnya, dalam instalasi kelistrikan menggunakan berbagai macam material. Untuk jenis bahan baja anti karat, kualitasnya sebagai bahan konduktor listrik kurang baik apabila dibandingkan dengan berbagai macam jenis logam aluminum malah sebaliknya. Benda tersebut dapat berperan sangat baik untuk menjadi konduktor itu dapat terjadi karena bahan itu punya konduktansi tinggi, cukup tahan korosi, serta berbobot karena itulah, bahan seperti itu sering digunakan sebagai saluran pada tempat tegangan listrik Reaksi Terhadap MakananPerbedaan terakhir dari kedua bahan material ini adalah dari tingkat reaksinya terhadap diketahui, pada setiap benda logam atau semacamnya, pasti menimbulkan reaksi pada makanan. Namun, tingkatannya berbeda-beda tergantung dari karakter yang besi stainless, reaksi dengan makanan dikatakan kurang reaktif. Sementara itu, bahan aluminum dapat memberikan reaksi pada saat kamu mendekatkan bahan tersebut ke makanan, maka reaksi yang dapat terjadi adalah munculnya perubahan rasa serta tadi pembahasan tentang perbedaan aluminium dan stainless steel. Bagaimana? Cukup banyak bukan perbedaannya? Nah, setelah mengetahui informasi tersebut, diharapkan pemahaman tentang perbedaan karakter kedua benda tersebut menjadi lebih begitu, kamu dapat menggunakan kedua benda tersebut secara tepat sesuai karakternya. Perbedaan las Argon dengan las biasa mungkin itu pertanyaan mendasar yang sering ditanyakan oleh banyak orang terutama yang masih awam akan dunia pengelasan atau welding. Bagi Anda yang biasa bekerja di workshop maupun bekerja di proyek dengan pekerjaan – pekerjaan pengelasan carbon MS/CS, besi dan stainless steel SS mungkin sudah sangat akrab dan tidak heran dengan las argon ataupun teknik pengelasan umum lainnya seperti dengan menggunakan Karbit, Acetylene C2H2, atau elektroda stick. Berikut keterangan perbedaan las menggunakan Gas Argon dengan gas biasa yang mudah-mudah dapat membantu Anda. Las Argon adalah ? Definisi kata “Las” menurut Kamus Bahasa Indonesia 1994 adalah “Penyambungan besi dengan cara membakar”. Menurut Maman Suratman 20011 menjelaskan bahwa definisi kata pengelasan berarti salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Sedangkan Srwidartho memberikan definsi las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkan melalui pemanasan. Dan berdasarkan definisi menurut Deutche Industrie Normen DIN dalam Harsono dkk 19911, definisi las adalah ikatan metallurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan cair atau lumer. Berdasarkan definisi-definisi las diatas kita bisa mengambil kesimpulan las adalah proses menyambung besi dengan cara membakar sehingga besi menjadi cair sehingga dapat disambung yang dalam hal ini menggunakan media gas argon sebagai shield atau gas pelindung. Gas Argon Argon dengan lambang rumus kimia Ar mempunyai sifat tidak ada warna colorless, tidak ada rasa tasteless, tidak berbau odorless, tidak beracun non-toxic, tidak mudah terbakar non-flammable, tidak membuat karat non-corosive dan salah satu gas yang bersifat Inert. Pada skala dan level industri, gas ini diproduksi di pabrik pemisahan udara yang membagi, menyaring, memampatkan, dan mendinginkan udara menjadi Oxygen O2, Nitrogen N2, dan Argon Ar, namun karena jumlahnya hanya 1% dari atmosfer bumi, hal ini menjadi sulit diproduksi dalam jumlah yang besar dan kadang membuat gas ini menjadi langka di pasaran karena jumlah permintaannya lebih besar dari supply. Perbedaannya dengan teknik pengelasan lain Berikut perbandingan teknik las Argon dengan teknik konvensional lainnya 1. Sumber Api Proses pengelasan Argon menggunakan sumber api yang berasal dari listrik yang dihasilkan oleh mesin las berupa travo inverter. Pada pengelasan karbit, Proses pengelasannya menggunakan sumber api yang berasal dari gas yang dihasilkan oleh perendaman karbit, sedangkan pada las Acetylene C2H2, gas Asetilen tersebut digunakan sebagai bahan bakar fuel untuk membuat sumber api. Pada dasarnya Las Karbit dengan Las Acetylene adalah sama yang membedakan proses perendaman karbit pada gas Acetylene C2H2 dilakukan di pabrik Asetilin sehingga pengelasan di user atau pemakai lebih bersih karena tidak menghasilkan limbah dari karbit. 2. Sinar Las Seorang welder atau operator las pada pengelasan argon wajib hukumnya memakai kedok/masker safety pada saat melakukan pengelasan. Hal ini disebabkan radiasi sinar yang dipantulkan oleh sumber api listrik sangatlah terang, oleh karena itu digunakan masker yang dilengkapi kaca hitam yang dirancang untuk meredam atau mengurangi silau pada mata, dan juga agar cairan logam bisa terlihat jelas dan dapat dengan mudah diarahkan. Apabila tidak menggunakan masker las mustahil akan mendapatkan hasil pengelasan yang baik sesuai standar dan tentu akan membuat mata menjadi bengkak dan berair, serta terasa pedih. 3. Alasan penggunaan Pengelasan Argon lebih bersih dibandingkan pengelasan dengan menggunakan Gas Acetylene C2H2, las karbit maupun elektroda. Hal ini dikarenakan gas Argon yang digunakan untuk mendukung proses pengelasan hampir tidak menghasilkan limbah atau polusi, hanya mengeluarkan sedikit asap. Sedangkan hasil pengelasan pada material besi yang dilas hasilnya lebih bersih, karena pengelasan jenis ini tidak menimbulkan percikan logam maupun kerak. 4. Rapih dan Halus Hasil pengelasan Argon sangat mungkin rapi dan halus, serta bisa menjangkau posisi sempit tanpa mengorbankan performance/tampilan, hasil pengelasan tetap bisa kecil dan lurus, dan bisa digunakan untuk material dengan ketebalan logam 50mm atau lebih sampai dengan 1mm bahkan yang lebih tipis lagi. 5. Aplikasi pengelasan Stainless Steel SS, Hal ini mungkin akan jadi alasan utama, karena las Acetylene C2H2 dan karbit tidak bisa digunakan untuk mengelas material besi logam SS, dan las elektroda/stick masih dapat digunakan hanya untuk material dengan tebal 2mm atau lebih saja, itupun masih meninggalkan percikan atau kerak kotoran yang kadang susah dibersihkan sehingga tidak disarankan untuk pengelasan pada material yang ada kontak langsung dengan produk farmasi, food & baverage dan kosmetik.

perbedaan las besi dan stainless