yangsulit terurai di tanah. Melalui penerapan prinsip 3 R: Reduce , Reuse dan Recycle, maka pemanfaatan kembali kertas koran bekas menjadi kerajinan yang berkualitas , bermanfaat serta bernilai ekonomis tinggi. Selain juga dapat mengurangi terjadinya pemcemaran lingkungan. 2 Terangkan kepentingan tanggungjawab sosial yang telah dilaksanakan oleh penduduk kampung tersebut. 3. Apakah sebab golongan remaja perlu melibatkan diri dalam aktiviti yang dianjurkan? B Hasilkan folio tentang aktiviti sosial yang telah anda laksanakan di kawasan kediaman anda. Selamat Datang ke Kampung Sri Melur 137 3.4.1, 3.4.2, 3.4.6 WargaDesa Bungo Ubah Sampah Plastik Jadi Kerajinan Tangan 0 Kamimenyediakan Terangkan Mengenai Bahan Pembuatan Kerajinan Logam untuk souvenir perusahaan Anda. Dengan pemilihan bahan terbaik, membuat suvenir kami awet dan tahan lama. Souvenir kami sudah digunakan oleh ratusan kantor dalam dan internasional. Oleh karenanya anda tidak perlu ragu akan kualitas produk yang kami buat Beranda» Bisnis » 30 Fakta Menarik Tentang Bisnis Kerajinan Tangan Banyak sekali hal yang bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan atau bisnis bila kita jeli dan peka dalam melihat peluang. Apapun yang bisa diproduksi menjadi barang yang memiliki nilai guna dan nilai jual yang tinggi, tentu bisa dijadikan peluang bisnis. Terangkantentang unsur keamanan (security) dalam pemakaian kerajinan inspirasi artefak budaya lokal?. Question from @Cantikayuliana1 - Sekolah Menengah Atas - Wirausaha Secara umum,jenis bahan dasar produk kerajinan dapat di bagi menjadi dua kelompok,yaitu wahyusetyo1701 May 2021 | 0 Replies . alat alat promosi direct marketing vitho69 May . Kita mungkin sudah sering mendengar istilah recycle ketika sedang belajar tentang daur ulang sampah. Hal tersebut memang ada hubungannya, sebab istilah recycle merupakan kata dalam Bahasa Inggris yang artinya daur ulang dan sangat berkaitan dengan upaya mengolah limbah dari berbagai macam aktivitas manusia. Sampah memang menjadi salah satu masalah yang belum terpecahkan hingga saat ini. Dimana setiap tahunnya jumlah sampah di berbagai belahan dunia semakin meningkat. Khususnya adalah sampah plastik. Merujuk dari Databooks, setiap warga negara Indonesia menghasilkan sembilan kilogram sampah plastik sekali pakai. Hal itu menjadi Indonesia sebagai salah satu negara dengan buangan sampah plastik sekali pakai per kapita terbesar keenam di Asia Tenggara di tahun 2019. Sementara dalam periode tersebut, Singapura menempati urutan pertama dengan buangan sampah plastik sekali pakai mencapai 76 kilogram per kapita. Melihat fenomena tersebut, jumlah penggunaan sampah plastik memang tergolong masih tinggi, khususnya di negara Indonesia. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah recycle, dimana metode tersebut adalah salah satu solusi yang tepat supaya jumlah limbah bisa berkurang. Selain plastik, jenis limbah lainnya seperti kayu dan logam dapat didaur ulang menggunakan metode tertentu. Dihimpun dari berbagai sumber, yuk simak penjelasan lengkap mengenai recycle dan manfaatnya untuk lingkungan. Apa Itu Recycle?Konsep 3R Reduce, Reuse, RecycleManfaat Recycle1. Menghemat Sumber Daya2. Hemat Energi3. Melindungi Lingkungan4. Mengurangi Timbunan SampahApa yang Perlu Dilakukan dengan Recycle?1. Mencegah Barang yang Sulit Diproses Daur Ulang2. Melakukan Upcycle dari Rumah3. Mengirimkan Sampah Daur UlangContoh Recycle1. Membuat Media Tanam2. Merubah Sampah Plastik Menjadi Mainan3. Merubah Sampah Menjadi Aksesoris Cantik4. Membuat Barang Berbahan Dasar Sampah Plastik5. Kerajinan Lampu Pijar6. Luruskan Kabel dengan Klip Penahan7. Tatakan Gelas Menggunakan CD atau DVD Bekas8. Wadah Charger Handphone Untuk Botol Bekas9. Kertas Daur Ulang Untuk Kerajinan TanganLangkah Recycling dari Perusahaan Apa Itu Recycle? Recycle adalah istilah atau kata yang menggambarkan mengenai upaya manusia untuk mengolah limbah yang dihasilkannya. Dengan mendaur ulang sampah memang bukan solusi atau jalan keluar untuk mengatasi masalah sampah yang semakin meningkat. Namun dengan memilah sampah yang dapat didaur ulang, maka jumlah limbah bisa sedikit berkurang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kata daur ulang memiliki arti suatu kegiatan atau pemrosesan kembali bahan yang pernah digunakan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kita dapat mengartikan bahwa recycle merupakan kegiatan untuk mendaur ulang kembali barang bekas seperti kertas, plastik, dan lain sebagainya. Recycle adalah suatu aktivitas positif yang dapat dilakukan mulai dari skala kecil sampai kelompok dengan jumlah anggota yang cukup banyak. Semakin sering kita melakukan kegiatan recycle terhadap limbah yang dihasilkan oleh manusia, maka jumlah limbah sampah yang terus menumpuk di sekitar kita dapat berkurang sedikit demi sedikit. Dengan berkurangnya limbah sampah, maka lingkungan disekitar kita akan menjadi bersih dan terhindar dari pencemaran. Apabila lingkungan tercemar, maka bukan hanya manusia saja yang merasakan dampak negatifnya, lebih dari itu, pencemaran lingkungan juga akan merusak ekosistem dan mengganggu keberlangsungan hidup makhluk hidup lain. Salah satu contoh recycle adalah dengan cara memproses kembali bahan yang masih bisa kita gunakan. Misalnya saja, jika seseorang mempunyai bekas kotak tisu, maka bahan itu bisa kita manfaatkan kembali menjadi barang yang lebih berguna. Mengutip dari situs beberapa waktu yang lalu, salah satu perusahaan alat olahraga ternama yakni Nike, sudah meluncurkan jersey yang diklaim ramah lingkungan untuk klub sepak bola Liverpool. Satu buah seragam itu dibuat dari 10 botol plastik daur ulang. Hal tersebut membuktikan bahwa recycle adalah salah satu upaya yang cukup efektif dalam mengurangi jumlah sampah plastik di Bumi. Di luar sana ada salah satu istilah yang terdengar sama dengan recycle. Orang-orang seringkali menyebutnya dengan nama upcycle. Meski terdengar hampir mirip, tapi kedua istilah tersebut sebenarnya mempunyai perbedaan. Akan tetapi, tetap mempunyai konotasi positif dalam mengurangi jumlah limbah sampah. Dilansir dari recycle adalah proses mendaur ulang limbah sampah dengan cara menghancurkan bahan tersebut dulu, lalu dibentuk menjadi barang yang baru. Misalnya saja seperti jersey Liverpool yang dibuat oleh perusahaan Nike. Sedangkan upcycle adalah sebuah istilah yang menggambarkan upaya daur ulang terhadap suatu barang yang diubah menjadi barang dengan fungsi baru tanpa menghilangkan wujud aslinya. Selain istilah yang sudah disebutkan di atas, kata recycle adalah salah satu bagian yang masuk ke dalam gagasan 3R yang telah dijalankan beberapa tahun ini oleh berbagai macam komunitas dunia. Konsep 3R Reduce, Reuse, Recycle Menurut Environment Indonesia, konsep dari 3R Reduce, Reuse, Recycle ini adalah salah satu solusi dalam mengelola sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos ataupun memanfaatkannya menjadi sumber listrik. Metode 3R ini bisa dilakukan oleh siapa saja, baik itu perorangan ataupun secara kelompok. Sistem 3R ini terdiri dari reuse, reduce, dan recycle. Reuse adalah menggunakan kembali sampah yang masih bisa dipakai untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Lalu, reduce adalah salah satu upaya untuk mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Sementara istilah recycle adalah mengolah kembali sampah menjadi barang baru yang bermanfaat dan berguna untuk manusia. Manfaat Recycle Manfaat dari recycle untuk lingkungan dapat dirasakan dan juga berdampak pada kehidupan dalam jangka panjang. Lalu, apa saja manfaat recycle untuk lingkungan? Yuk simak poin-poinnya di bawah ini. 1. Menghemat Sumber Daya Bahan bekas yang diubah menjadi produk baru akan mengurangi kebutuhan konsumsi sumber daya alam. Sebab, produk baru selalu dibuat dengan mengekstraksi bahan mentah melalui pertambangan dan juga kehutanan. 2. Hemat Energi Selain bisa menghemat sumber daya alam, penggunaan energi juga dapat dikurangi daripada dengan menghasilkan produk baru dari bahan mentah. 3. Melindungi Lingkungan Selain lebih menghemat energi, kebutuhan untuk ekstraksi sumber daya alam, seperti halnya penambangan, penggalian, dan penebangan. Proses tersebut akan menciptakan polusi udara dan air yang substansial. 4. Mengurangi Timbunan Sampah Pada proses recycle, bahan yang didaur ulang kembali menjadi produk baru akan menghasilkan sampah dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut dapat membantu mengurangi tumpukan sampah di TPA yang berpotensi merusak lingkungan. Apa yang Perlu Dilakukan dengan Recycle? Pastinya, hal yang lebih penting dibandingkan dengan sekadar sederet pengertian di atas adalah aksi nyata. Sebab, hanyalah aksi nyata yang akan benar-benar memberikan perubahan untuk lingkungan kita. Di bawah ini adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan dengan recycle. 1. Mencegah Barang yang Sulit Diproses Daur Ulang Perlu diketahui bahwa terdapat beberapa jenis barang yang sangat sulit atau bahkan benar-benar tidak dapat didaur ulang. Padahal recycle sudah menjadi salah satu langkah terakhir dalam pengolahan sampah. Apabila ada barang yang tidak dapat didaur ulang, itu artinya hanya akan teronggok di tumpukan sampah. Jadi, lebih baik kamu hindari untuk membeli barang yang sulit untuk didaur ulang atau bahkan tidak bisa didaur ulang. Misalnya saja, bungkus kemasan plastik yang memiliki banyak layer seperti kemasan saset, sabun refill, dan lain sebagainya, kertas kado yang mengkilap, selotip, sticky note, dan lainnya. 2. Melakukan Upcycle dari Rumah Seandainya memang sudah berusaha untuk tidak membeli berbagai barang yang sulit untuk didaur ulang, tapi tetap ada sisa buangan sampah, maka kamu bisa melakukan upcycle dari rumah. Kamu bisa memilih cara yang masih realistis untuk dilakukan. Misalnya saja, seperti menjahit kembali pakaian yang sudah rusak menjadi barang baru, entah itu untuk sarung bantal, tote bag, dan lain sebagainya. Selain melatih kreativitas dalam mengolah sampah atau barang-barang bekas, kamu juga bisa memperoleh manfaat dari barang-barang yang sudah kamu buat sendiri. Salah satunya yaitu kamu bisa mengikuti upcycle dari kenamaan tanah air yakni dianarikasari, melalui laman instagramnya, Diana kerap membagikan ceritanya dalam melakukan upcycle. 3. Mengirimkan Sampah Daur Ulang Lalu, bagaimana jika kita tidak sempat untuk meng upcycle barang bekas dan sampah yang ada di rumah? Jadi, kamu bisa mengirimkannya ke tempat daur ulang. Dimana kamu yang tidak sempat mengirimkan juga bisa memanfaatkan jasa pilah dan jemput sampah dari Personal Waste Management Waste4Change. Tapi perlu diingat, untuk memisahkan sampah berdasarkan jenisnya, kamu bisa memisahkan berdasarkan bahan-bahannya. Sehingga pihak pendaur ulang akan lebih cepat dalam memproses sampah yang kamu miliki. Pastikan juga bahwa hanya sampah anorganik saja, tanpa adanya sampah organik ataupun sampah B3. Contoh Recycle Mengutip dari situs dan sumber yang lainnya, berikut ini adalah beberapa contoh nyata yang dapat kita lakukan dalam mendaur ulang sampah. Hal tersebut sejalan dengan pengertian recycle yaitu kegiatan yang memproses kembali barang yang sudah tidak terpakai. Membuat produk melalui proses recycle tergolong sangat mudah, beberapa contoh diantaranya yaitu payung, baju, tas, dan lain sebagainya. Pastinya produk tersebut diciptakan dari barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi seperti plastik kemasan, kaleng, botol plastik, kardus, sampai sedotan bekas. Contoh recycle yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan di rumah adalah pembuatan kertas daur ulang. Cara membuatnya pun cukup mudah. Namun jika proses pembuatan kertas daur ulang tersebut masih tergolong sulit untuk para pemula. Maka kamu bisa membuat contoh recycle dari kardus bekas untuk kemudian dijadikan sebagai mainan. Mainan yang cukup populer yaitu mainan mobil karena proses pembuatannya tergolong cukup mudah. Akan tetapi, kamu juga bisa berkreasi seunik mungkin, misalnya saja membuat kapal bajak laut yang keren. Untuk kamu yang ingin mengetahui beberapa contoh recycle. Yuk simak ulasannya berikut ini 1. Membuat Media Tanam Barang bekas yang sulit terurai oleh tanah dapat kita manfaatkan untuk dijadikan sebagai wadah media tanam. Misalnya saja galon ataupun ember bekas. Kamu bisa mengubah barang-barang tersebut menjadi pot tanaman. Selain bisa membuat lingkungan rumah menjadi bersih, merubah barang bekas dari sampah plastik menjadi media tanam juga akan menghemat uang kamu. Karena dengan barang tersebut, kamu tidak perlu lagi repot membeli pot untuk tanaman. 2. Merubah Sampah Plastik Menjadi Mainan Ada banyak sekali limbah rumah tangga yang ada di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan sebagai mainan. Dengan mengandalkan sedikit kreativitas, maka barang tersebut bisa diubah menjadi produk yang mengandung nilai estetik. Kamu mungkin pernah mendengar atau sekadar melihat barang bekas yang diubah menjadi mainan. Barang-barang tersebut adalah contoh kecil yang dapat kamu tiru dalam upaya mengurangi limbah di Bumi ini. 3. Merubah Sampah Menjadi Aksesoris Cantik Botol plastik bekas dapat kita ubah menjadi hiasan untuk lampu kamar tidur. Barang serupa juga bisa kita manfaatkan sehingga dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang ada di sekitar tempat tinggal kita. 4. Membuat Barang Berbahan Dasar Sampah Plastik Di luar negeri, sudah ada banyak perusahaan yang membuat barang baru dari recycle sampah plastik. Misalnya saja seragam klub Liga Inggris yang sebagian diantaranya dibuat dari daur ulang botol plastik. Recycle sendiri merupakan salah satu upaya yang cukup efektif untuk mengurangi jumlah sampah yang ada dilingkungan. Oleh karena itu, kamu bisa memulainya dengan mendaur ulang sampah rumah tangga menjadi barang bermanfaat dan membuat lingkungan terlihat semakin bersih. 5. Kerajinan Lampu Pijar Jangan pernah biarkan lampu pijar yang sudah lama digunakan terbuang begitu saja. Kamu bisa mencoba banyak sekali ide kreatif dan menggunakan bola lampu bekas untuk membuat kerajinan tangan. Bola lampu dapat didaur ulang menjadi akuarium kecil dan juga miniatur vas bunga untuk dipakai menumbuhkan bunga yang dapat hidup di dalam air. Caranya sendiri cukup sederhana yaitu dengan melubangi bagian bawah bohlam dan keluarkan barang-barang yang ada di dalam bohlam tersebut. 6. Luruskan Kabel dengan Klip Penahan Dengan banyaknya perangkat elektronik, maka akan semakin banyak kabel yang berserakan di meja. Oleh karena itu, kamu bisa menggunakan kertas besar atau pengikat untuk memotong kabel-kabel tersebut. Untuk melakukannya, kamu bisa memasukkan ujung kabel ke dalam pegangan penjepit dan menjepitnya ke sisi meja. 7. Tatakan Gelas Menggunakan CD atau DVD Bekas CD dan juga DVD yang sudah tidak digunakan bisa didaur ulang menjadi sebuah tatakan gelas yang cantik dan murah. Daur ulang tersebut bisa dilakukan dengan menempelkan karpet dan kertas kado di kedua sisi CD atau DVD. 8. Wadah Charger Handphone Untuk Botol Bekas Botol bekas yang agak pipih bisa diubah menjadi pengisi daya ponsel. Caranya yaitu dengan memotong dan melepaskan bagian atasnya, kemudian sisakan sedikit untuk gantungan. 9. Kertas Daur Ulang Untuk Kerajinan Tangan Kertas yang sudah tidak digunakan bisa didaur ulang menjadi kertas baru untuk kerajinan tangan. Untuk melakukan hal tersebut, kamu bisa membuat bubur kertas, kemudian tambahkan lem kayu dan sedikit pewarna. Setelah itu cetak di atas kertas baru. Langkah Recycling dari Perusahaan Selama ini memang yang paling terlihat aksi recycle adalah komunitas ataupun aktivis. Akan tetapi, sekarang ini tanggung jawab dalam melakukan metode 3R sudah banyak dilakukan oleh berbagai macam perusahaan. Langkah recycling tersebut termasuk ke dalam program go green. Perusahaan dapat mengambil peran langsung dalam mengurangi sampah plastik. Salah satunya adalah dengan melakukan metode 3R yakni reduce, reuse, recycle. Ada banyak perusahaan yang kini sudah berkontribusi dalam mendaur ulang limbah yang mereka hasilnya sendiri. Mulai dari perusahaan air minum seperti Aqua, Le Mineral, Kemudian perusahaan elektronik seperti Acer. Seperti yang kita pahami bahwa sampah plastik bila hanya didiamkan begitu saja, maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Terlebih lagi, sampah plastik umumnya sangat lama terurai dan bisa merusak ekosistem. Bayangkan saja saat semua sampah tidak diolah dan diproses dengan baik, kira-kira apa yang akan terjadi dengan Bumi ini? Oleh sebab itu, sebagai generasi muda kita harus mengubah kebiasaan lama yang hanya membuang sampah menjadi kebiasaan baru yang peduli dengan keberlanjutan ekosistem dan juga lingkungan yang ada disekitar kita. Salah satunya yaitu dengan melakukan proses recycle. Langkah yang paling mudah yang bisa kamu lakukan adalah dengan memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik dan mengolahnya menjadi handycraft. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Waste management is still defined as limited to collection, transportation and garbage disposal. The follow-up of the meaning is the provision of facilities such as garbage bins, garbage trucks and waste collection land. Waste management has not included waste separation. Segregation of waste can minimize the amount of waste that must be discharged to the final place. Segregation of waste can supply recyclable raw materials and handicrafts made from garbage. The manufacture of handicraft products from garbage is still local and requires socialization and training. It is needed to increase the number of craftsmen and garbage absorption on the crafters. Through careful socialization and training, citizens' awareness of waste management becomes advanced by making handicrafts of economic value from waste materials. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 83 Pendayagunaan Sampah Menjadi Produk Kerajinan Nur Fatoni, Rinaldy Imanuddin L., Ahmad Ridho Darmawan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Email nurfatoni Abstract Waste management is still defined as limited to collection, transportation and garbage disposal. The follow-up of the meaning is the provision of facilities such as garbage bins, garbage trucks and waste collection land. Waste management has not included waste separation. Segregation of waste can minimize the amount of waste that must be discharged to the final place. Segregation of waste can supply recyclable raw materials and handicrafts made from garbage. The manufacture of handicraft products from garbage is still local and requires socialization and training. It is needed to increase the number of craftsmen and garbage absorption on the crafters. Through careful socialization and training, citizens' awareness of waste management becomes advanced by making handicrafts of economic value from waste materials. Abstrak Pengelolan sampah masih diartikan sebatas pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah. Tindak lanjut dari pemaknaan tersebut adalah pengadaan sarana seperti bak sampah, truk sampah dan lahan penampungan sampah. Pengelolaan sampah belum memasukkan pemilahahan sampah. Pemilahan sampah bisa meminimalisir jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat akhir. Pemilahan sampah bisa mensuplai bahan baku daur ulang dan kerajinan berbahan sampah. Pembuatan produk karajinan dari sampah masih bersifat lokal dan membutuhkan sosialisasi serta pelatihan. Hal itu dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah perajin dan daya serap sampah pada perajin. Melalui sosialisasi dan pelatihan yang seksama, kesadaran warga terhadap pengelolaan sampah menjadi maju dengan bisa membuat kerajinan yang bernilai ekonomi dari bahan sampah. Kata Kunci pendayagunaan, pengelolaan, pelatihan, produk sampah. Pendayagunaan Sampah… Nur Fatoni, dkk. 84 DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 PENDAHULUAN Selama ini paradigma manusia tentang sampah hanyalah dengan membuangnya ketempat sampah yang sudah disediakan oleh pemerintah ataupun dibakar dan dibuang ke sungai, namun hal itu tentu berdampak buruk untuk lingkungan, maka utnuk menghindari hal tersebut paradigma itu harus dirubah dengan Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat, yaitu Mengurangi Reduce, Menggunakan Kembali Reuse, Mendaur Ulang Recycle. Padahal sampah-sampah tersebut dapat dimafaatkan agar lebih bernilai guna dengan menjadikan sampah-sampah organik menjadi kompos atau dengan melakukan daur ulang sampah-sampah anorganik. Sehingga sampah tidak lagi menjadi sumber penyakit dan berdampak negatif bagi lingkungan melainkan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sampah-sampah anorganik bisa dimanfaatkan menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomi. Pembuatan produk kerajinan berbahan sampah telah dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat namun belum menjadi sesuatu yang dimasukkan dalam sistem pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah belum memasukkan pembuatan produk berbahan sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Pebuatan produk berbahan sampah sepertinya masih di luar sistem pengelolaan sampah. RW 01 Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang merupakan lembaga kemasyarakatan yang menaungi 10 Rukun tetangga, profesi penduduk tergolong heterogen, menjadikan komunikasi bersifat kekeluargaan antar penduduk nebjad sebuah kebiasaan. Secara Geografis, letak RW 01 berdekatan dengan jalan raya JL. Sumoharjo Kota Semarang Perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Kendal, Taman rekreasi Margasatwa Kebun Binatang Mangkang Semarang, dan Terminal Mangkang Semarang. Sehingga produksi sampah hariannya cukup tinggi, yaitu sekitar 1 ton untuk setiap 3 harinya. Jumlah produksi sampah dan lokasi penampungan sampah sementara di RW 01 Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang menjadi suatu masalah yang tak terpecahkan solusinya. Beberapa ide seperti pembuatan bank sampah dan mengolah sampah organik menjadi salah satu gagasannya. Namun karena mayoritas penduduk yang memiliki profesi dan kesibukan masing-masing, sehingga untuk mengelola kegiatan tersebut sangatlah sulit terlaksana. Namun jika tanpa dibarengi dengan tindakan alternatif untuk mengurangi produksi sampah harian akan menyebabkan masalah tentang sampah tidak pernah selesai. Nur Fatoni, dkk. Pendayagunaan Sampah… DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 85 Berdasarkan hasil pra-riset di lokasi pengabdian, mebangkitkan kesadaran masyarakat lebih penting untuk tahap awal dibanding dengan menyampaikan model. Maka sosialisasi dan pelatihan keterampilan dalam membuat produk kerajianan berbahan sampah adalah salah satu proses membangkitkan kesadaran melalui menigkatkan rasa ketertarikan dan motivasinya. Antusiasme masyarakat RW 01 menyambut informasi akan adanya sosialisasi dan pelatihan pembuatan produk dari bahan sampah sangat baik. Sampah yang diolah adalah sampah anorganik yang memakan proses tidak begitu lama, sehingga kaum ibu dan remaja putri RW 01 umumnya masih memiliki waktu luang di sela kegiatan mereka sehari-hari dapat berkontribusi. Harapannya dengan bertambahnya wawasan dan keterampilan dalam berkreasi untuk mengolah sampah menjadi produk yang bernilai, bisa menyadarkan masyarakat dalam memaksimalkan pendayagunaan sampah mereka menjadi produk yang dapat digunakan kembali dan mengurangi volume produksi sampah harian dan bahkan timbul gerakan untuk memulai sistem bank sampah agar masalah sampah di wilayah teresebut bisa terurai. PENGELOLAAN SAMPAH Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam berbentuk padat UU No. 18 2008. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis Hartono, 2008. Sampah refuse dalam ilmu kesehatan lingkungan adalah sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Bentuknya bisa pada berbagai fase materi, seperti padat cair dan gas. Berdasarkan pengertian diatas, dapat difahami bahwa sampah adalah sisa kegiatan manusia atau proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis, tidak dipakai dan digunakan kembali, tidak disenangi dan harus dibuang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelangsungan hidup manusia. Tapi tidak bisa dikatakan juga bahwa sampah merupakan zat akhir yang tak bisa dimanfaatkan kembali, karena terdapat kata “belum memiliki nilai ekonomis, tidak terpakai lagi dan tidak disenangi” yang artinya dapat dikatakan bahwa jika sampah tersebut kembali diberi nilai ekonomis, dan bisa digunakan bahkan disenangi maka sampah tersebut mampu berubah wujud menjadi bukan sampah. Soewedo 1983 menggolongkan sampah menjadi beberapa golongan seperti tergambar dalam tabel 1. Pendayagunaan Sampah… Nur Fatoni, dkk. 86 DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 Tabel 1 Penggolongan sampah menurut soewodo sampah dari kegiatan rumah tangga sampah dari kegiatanindustri atau pabrik sampah dari kegiatan perdagangan sampah dari hasil kegiatan pertanian sampah dari hasil pembangunan, dan sampah jalan raya Berdasarkan komposisinya sampah yang seragam sampah yang tidak seragam Sampah padat Sampah cair Sampah gas Berdasarkan proses terjadinya sampah alami sampah non alami sampah makanan sampah kebun/pekarangan sampah plastik, kertas, kulit, kain, kayu, logam, gelas dan keramik, abu dan debu Sementara Wied menggolongkan sampah ke dalam empat kelompok, antara lain  Human excreta yaitu bahan buangan yang dikeluarkan dari sisa zat yang sudah tidak dibutuhkan tubuh manusia, meliputi tinja faeces dan air kencing urine.  Sewage, adalah air limbah yang dibuang oleh pabrik maupun rumah tangga. Seperti air bekas cucian pakaian.  Refuse, merupakan bahan sisa dari proses industri atau hasil kegiatan rumah tangga. Contohnhya panci, botol kaca ataupun plastik, bungkus mie instant atau kopi, atau barang lainnya yang kerap kali dilihat menggunung di tempat-tempat sampah. Nur Fatoni, dkk. Pendayagunaan Sampah… DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 87  Industrial waste yaitu bahan-bahan buangan dari sisa proses yang berasal dari kegiatan produksi industri. Contohnya whey, pulp, kulit biji sawit dan lainnya. Menurut Budiman Chandra Chandra, 2007, sampah dapat dibedakan menjadi beberapa pengertian, antara lain  Garbage, merupakan sampah yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Sampah ini dapat ditemukan di tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.  Rubbish, terbagi menjadi 2 yaitu 1. Yang mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, seperti kertas, kayu, karet, daun kering, dan sebagainya. 2. Yang tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, seperti kaca, kaleng, dan sebagainya.  Ashes, adalah semua sisa hasil pembakaran dari industri.  Street sweeping, adalah sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.  Dead animal, adalah segala jenis bangkai binatang besar anjing, kucing, dan sebagainya yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.  House hold refuse, adalah jenis sampah campuran misalnya, garbage, ashes, rubbish yang berasal dari perumahan.  Abandoned vehicle, adalah sampah yang berasal dari bangkai kendaraan.  Demolision waste, adalah sampah yang berasal dari sisa pembanguman gedung, seperti tanah, batu dan kayu.  Sampah industri, adalah sampah yang berasal dari pertanian, perkebunan, dan industri.  Santage solid, sampah yang terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair.  Sampah khusus, adalah sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat radioaktif. TEKNIK OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008, yang dimaksud dengan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah adalah sebuah upaya komprehensif untuk menangani sampah-sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dan Pendayagunaan Sampah… Nur Fatoni, dkk. 88 DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 proses alam, dikelompokkan menjadi enam elemen yaitu, pengendalian bangkitan control of generation, penyimpanan storage. pengumpulan collection, pemindahan dan pengangkutan transfer and transport, pemrosesan processing, dan pembuangan disposal Soekmana, Soma. 2010. Pemisahan elemen-elemen ini sangat penting karena pengelolaan setiap elemen sangat dinamis, khususnya mengikuti perkembangan teknologi dan budaya serta bervariasi dari suatu tempat ke tempat lainnya. Perencanaan sistem persampahan membutuhkan suatu pola standar spesifikasi sebagai landasan yang jelas. Spesifikasi yang bisa digunakan adalah Standar Nasional Indonesia SNI Nomor 19-2454-2002 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukikman. Teknik operasional pengelolaan sampah bersifat terpadu secara berantai dengan urutan yang berkesinambungan yaitu penampungan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pembuangan/pengolahan. Aspek Teknik Operasional merupakan salah satu upaya dalam mengontrol pertumbuhan sampah, namun pelaksanaannya tetap harus disesuaikan dengan pertimbangan kesehatan, ekonomi, teknik, konservasi, estetika dan pertimbangan lingkungan. a Penampungan sampah Penampungan sampah adalah suatu cara penanganan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke TPA. Tujuannya untuk menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak menggangu lingkungan. Faktor paling mempengaruhi efektifitas tingkat pelayanan adalah kapasitas peralatan, pola penampungan, jenis dan sifat bahan dan lokasi penempatan SNI 19-2454-2002. b Pengumpulan sampah Pengumpulan sampah adalah cara proses pengambilan sampah mulai dari tempat penampungan sampah sampai ke tempat pembuangan sementara. Pola pengumpulan sampah pada dasarnya dikemlompokkan dalam 2 dua sebagai berikut a. Pola Individual Proses pengumpulan sampah dimulai dari sumber sampah, kemudian diangkut ke tempat pembuangan sementara/ TPS sebelum dibuang ke TPA. b. Pola Komunal Pengumpulan sampah dilakukan oleh penghasil sampah ke tempat penampungan sampah komunal yang telah disediakan atau ke truk sampah yang menangani titik pengumpulan kemudian diangkut ke TPA tanpa proses pemindahan. Nur Fatoni, dkk. Pendayagunaan Sampah… DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 89 Gambar 1 Pola Pengumpulan Sampah Individual Tak Langsung SNI 19-2454-2002 Gambar 2 Pola Pengumpulan Sampah Komunal SNI 19-2454-2002 c Pemindahan sampah Proses pemindahan sampah adalah kegiatan memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkutan untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir. Tempat yang digunakan untuk pemindahan sampah adalah depo pemindahan sampah yang dilengkapi dengan container pengangkut. Pemindahan sampah yang telah terpilah dari sumbernya diusahakan jangan sampai sampah tersebut bercampur kembali. d Pengangkutan sampah Pengangkutan adalah kegiatan mengangkut sampah yang telah dikumpulkan di tempat penampungan sementara atau dari sumber sampah langsung ke tempat pembuangan akhir. Berhasil tidaknya Pendayagunaan Sampah… Nur Fatoni, dkk. 90 DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 penanganan sampah juga tergantung pada penerapan sistem pengangkutan. Tujuan pengangkutan sampah adalah menjauhkan sampah dari perkotaan ke tempat pembuangan akhir. e Pembuangan akhir sampah Pembuangan akhir merupakan tempat yang telah disediakan untuk membuang sampah dari semua hasil pengangkutan sampah untuk diolah lebih lanjut. Prinsip pembuang akhir sampah adalah memusnahkan sampah domestik di suatu lokasi pembuangan akhir. Jadi tempat pembuangan akhir merupakan tempat pengolahan sampah. Secara umum terdapat 3 metode pengolahan sampah, pertama, Metode Open Dumping, Merupakan sistem pengolahan sampah dengan hanya membuang/ menimbun sampah disuatu tempat tanpa ada pengolahan sehingga sistem ini sering menimbulkan gangguan pencemaran lingkungan. Kedua, Metode Sanitary landfill Lahan Urug Saniter. Sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Pekerjaan pelapisan tanah penutup dilakukan setiap hari pada akhir jam operasi. Dan ketiga, Metode Controlled Landfill Penimbunan terkendali. Controlled Landfill adalah sistem open dumping yang diperbaiki. Sistem pengolahan sampah yang terdiri dari sistem pengalihan open dumping dan sanitary landfill dimana dengan penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA penuh yang dipadatkan atau setelah mencapai periode tertentu. PRODUK KERAJINAN Produk kerajinan berbahan limbah adalah benda kerajinan yang dibuat oleh tangan-tangan manusia, bukan karya mesin, melainkan keterampilan tangan serta keahlian atau kemahiran tangan dalam mengolah bahan dalam penyusunan teknik dalam proses pembuatan benda kerajinan yang bahan utamanya berasal dari limbah. Contoh tikar yang terbuat dari bekas bungkus kopi ABC dan lain-lain. Produk kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan kerajinan tangan. Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Fungsi produk kerajinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi karya kerajinan sebagai benda pakai dan fungsi karya kerajinan sebagai benda hias. Karya kerajinan sebagai benda pakai meliputi segala bentuk kerajinan yang digunakan sebagai alat, wadah, atau dikenakan sebagai pelengkap busana. Karya kerajinan sebagai benda hias meliputi segala Nur Fatoni, dkk. Pendayagunaan Sampah… DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 91 bentuk kerajinan yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau digunakan sebagai hiasan atau elemen estetis. PEMBUATAN PRODUK DARI BAHAN SAMPAH Program pengabdian ini dikonsentrasikan pada pemanfaatan sampah yang kurang optimal dalam pengelolaannya, agar selain mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA juga menjadi salah satu sumber perekonomian merupakan salah satu momok masyarakat Indonesia, termasuk RW 01 Kel. Wonosari Kec. Ngaliyan. Volume sampah diperhitungkan mencapai 8 ton/minggu menjadikan tidak mengatasi untuk semua sampah dengan cara dibuang. Alhasil ada saja masyarakat yang menumpukkan sembarangan dan membakar sampah pengabdi mempunyai ide program untuk memanfaatkan sampah yang berlebih tersebut agar dapat bernilai ekonomi kembali. Dalam pelaksanaan program pengabdian dengan melakukan beberapa kegiatan yang menunjang terlaksananya program dan terwujudnya kondisi dampingan yang diinginkan dari masyarakat dan tim. Secara beruturan dilaksanakan berbagai program untuk memaksimalkan program penanganan sampah. Pada tanggal 1-4 Juni 2016, pre elementary research ulang dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian apa saja yang harus dan akan dilakukan agar benar-benar menyelesaikan masalah tentang keberadaan sampah di sekitar wilayah RW 01. Dimana pelaksanaan langsung ke tempat Ketua RW sebagai pejabat setempat sekaligus survey lapangan langsung. Dari kagiatan ini diperoleh beberapa hasil atau fakta di lapangan. Pertama, volume sampah diseluruh RW 01 diperhitungkan sekitar 8 ton/minggu dengan sistem 2-3 kali pengangkutan menuju TPA setiap minggunya. Kedua, Masih adanya penumpukkan sampah yang tidak dibuang ke penampungan sampah sementara TPS sehingga menjadikan kurang indah dipandang mata dan bahkan mencemari lingkungan, baik dari baunya, mengotori sungai dan ketika dibakar dapat menyebabkan polusi udara. Ketiga, Pembengkakan biaya pengeluaran RW untuk menanggulangi volume sampah, dengan pengakuan ketua RW 01 kel. Wonosari kec. Ngaliyan sebesar Rp. untuk setiap bulannya membayar pengangkut sampah ke TPA dan belum biaya operasional untuk mengangkut sampah dari rumah-rumah ke TPS. Keempat, Kurangnya inisiatif warga untuk memilah sampah, dan bahkan tidak adanya ide untuk memanfaatkan dan mencari solusi kreatif, agar sampah mereka dapat terkurangi dengan cara yang baik. Tidak hanya sekedar meningkatka intesitas pengangkutan sampah. Dan kelima, sudah pernah ada Pendayagunaan Sampah… Nur Fatoni, dkk. 92 DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 program terdahulu yang telah dilakukan oleh tim pengabdi Universitas Negeri Semarang untuk memanfaatkan sampah organik di RW 01 untuk dijadikan kompos, namun tidak berhasil. Beberapa hal yang melatarbelakangi alasan ketidakberhasilan program pengabdian sebelumnya antara lain 1. Dikarenakan kurangnya peran dan kesadaran masyarakat serta waktu masyarakat setempat untuk mengolah produk tersebut. Seperti yang diketahui, pengolahan kompos membutuhkan waktu yang lumayan lama, ketelatenan serta fokus untuk tetap mengolahnya agar menghasilkan kompos yang baik. 2. Karena mayoritas masyarakat heterogen namun memiliki profesi yang mengharuskan mereka bekerja dari pagi sampai sore untuk yang berusia produktif, sehingga hanya masyarakat berusia senja yang tidak memiliki kesibukan di jam kerja, membuat kurang efektifnya pengolahan kompos di masayarakat 3. Kurangnya pendampingan secara intensif, baik sesuai agenda kegiatan dan setelah agenda berakhir. Sehingga setelah agenda kegiatan berakhir, maka program tersebut selesai tanpa memberi hasil yang signifikan. Kesimpulan dari hasil pre-elementary yang telah didapatkan, maka tim tidak akan menerapakan pemanfaatan sampah organik untuk dijadikan kompos melainkan lebih memaksimalkan pemanfaatan sampah anorganik untuk dijadikan sebuah produk. Ditambah memaksimalkan sistem pengelolaan sampah dengn sistem bank sampah untuk jenis sampah rumah tangga berbahan anorganik untuk mendukung bahan baku pelatihan sekaligus berusaha mengurangi volume sampah semaksimal mungkin. Program selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 1-3 Juli 2016, survey pra pelatihan dimaksudkan agar menyesuaikan bahan baku yang berasal dari sampah anorganik yang paling banyak terdapat di wilayah pengabdian dengan pelatihan produksi produk kreatif. Agar dinilai tepat sasaran dan benar-benar mampu mengurngi jumlah volume sampah yang di buang ke TPS setempat. Hasil survey yang diperoleh meliputi 1. Sampah jenis gelas dan botol minuman plastik 2. Bungkus mie instan, dan bungkus minuman instan sachet seperti Kopi, Susu, minuman serbuk rasa buah, dan sebagainya, 3. Plastik mendominasi sampah jenis anorganik. Berangkat dari hasil survei tersebut, maka pelatihan produksi produk kreatif ditetapkan 3 jenis produk berbahan dasar sampah organik yang sesuai dengan sampah yang terdapat di wilayah pengabdian, yaitu Nur Fatoni, dkk. Pendayagunaan Sampah… DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 93 1. Tempat gelas minuman berbahan dasar gelas minuman plastik. 2. Tas berbahan dasar bungkus minuman sachet. 3. Bunga berbahan dasar plastik. Selanjutnya, tanggal 11-14 Juli 2016, komunikasi pada calon peserta pelatihan dan pembahasan tempat pelatihan serta bahan an alat yang diperlukan. Peralatan disediakan oleh tim pengabdi sedangkan bahan disediakan oleh peserta pelatihan. Dimana terdapat 20 orang peserta yang diantaranya 5 orang dari ibu-ibu PKK RW 01 kelurahan Wonosari dan 15 orang peserta dari beberapa perwakilan RT. Konsep yang dibuat adalah menggunakan sampel dari sebagian peserta, dan ketika berhasil dan bernilai, maka akan disebarluaskan ke seluruh masyarakat. Ditindaklnajuti dengan program pengelompokan dan penentuan objek sampah yang dimaksudkan untuk persiapan pembuatan sistem bank sampah pada tanggal 18-20 Juli 2016. Pelaksanaan kegiatan meliputi 1. Menemui karang taruna untuk meminta bantuan mengelola sistem bank sampah di RW 01. 2. Berkeliling wilayah RW 01 sekaligus pembagian palstik polybag untuk memilah sampah yang anorganik dengan yang organik. Dimaksudkan agar yagn organik silahkan dibuang ke TPS sedangkan yang anorganik diserahkan ke pengelola bank sampah. 3. Penyuluhan langsung ke rumah-rumah yang sekiranya bersedia untuk melakukan pemilahan secara individu. 4. Meminta bantuan pengangkut sampah setempat untuk memilah yang organik dan anorganik. Dan memberikan profit sharing atas bantuannya jika ada. Tahap selanjutnya pada tanggal 21-22 Juli 2016, persiapan pelatihan. Hal yang dilakukan seperti 1. Menghubungi Pelatih sebagai pelatih untuk penyesuaian waktu dan kesempatan untuk pelatihan 2. Menghubungi ibu-ibu peserta pelatihan untuk meluangkan waktu pelatihan yang telah disesuaikan 3. Membeli peralatan yang dibutuhkan serta konsumsi yang sesuai 4. Meminta izin pemilik lokasi yang sekiranya cocok untuk tempat pelatihan 5. Mengumumkan ke masyarakat luas jikalau ada peserta tambahan 6. Menghubungi pihak RW dan karang taruna setempat untuk meminta izin dan kontribusi. Dari program persiapan yang telah dilakukan, kemudian dilaksanakan pelatihan pembuatan kerajinan yang berurutan dalam tabel 2. Pendayagunaan Sampah… Nur Fatoni, dkk. 94 DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 Tabel 2 Program pelatihan pelatihan pertama dilaksanakan. Dimana materi yang diberikan adalah pengenalan produk dan bahan yang diperlukan serta penanganan dan persiapan sebelum memulai produksi. pelatihan kedua dilaksanakan dengan agenda pembuatan tempat gelas minuman berbahan dasar gelas minuman plastik. pelatihan ketiga dilaksanakan dengan konsentrasi ke pembuatan tas berbahan dasar bungkus kopi instan. review pelatihan sebelum-sebelumnya ditambah dengan pembuatan bunga berbahan dasar plastik kresek. kampanye pemilahan sampah diadakan dengan maksud seluruh masyarakat RW 01 mampu sadar untuk memilah sampah anorganik dengan sampah organik. PERKEMBANGAN YANG DIALAMI WARGA Ibu-ibu peserta pelatihan menunjukkan adanya perubahan ke arah lebih baik tentang perlakuannya terhadap sampah. Mereka memiliki wawasan akan pentingnya memilah sampah. Mereka memilikii kesadaran ekonomi. Barang yang selama inidibuang ternyata bisa menjadi produk yang bisa dijual dengan harga pantas. Misalnya tempat air minum kemasan bisa dijual sampai Rp Padahal bahan baku sampah yang dibutuhkan hanya 175 ring minuman gelas. Jika ditimbang bobotnya hanya 3 ons. Bahan lain hanyalah benang plastik yang murah. Harga barang dimaksud jika tidak melalui tangan kedua sebagian besar menjadi keuntungan perajin. Margin kentungannya sangat tinggi. Hal itulah yang menjadi daya tarik mereka mengikuti pelatihan dan melanjutkannya menjadi hobi atau bahkan kegiatan tambahan yang menghasilkan uang. Poin-poin perkembangan yang dialami warga RW 01 kelurahan Wonosari Ngaliyan Semarang setelah mengikuti pelatihan adalah sebagai berikut 1. Kesadaran masyarakat tentang sampah dan pemanfaatannya telah meningkat. 2. Volume sampah diperkirakan sudah berkurang sekitar 2 ton/minggu dan lingkungan terlihat lebih rapi. Nur Fatoni, dkk. Pendayagunaan Sampah… DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 95 3. Terdapat 5 orang peserta yang sudah mampu memproduksi produk dengan spesialisasi masing-masing dan terus berproduksi. 4. Pengelolaan sampah berbasi sitem bank sampah mulai diterapkan walau masih belum efektif dikarenakan pengelola yang merupakan anggota karang taruna berstatus pekerja dan pelajar. 5. Produk siap jual telah dimiliki hasil produksi sendiri namun jumlah masih sedikit, sehingga belum layak untuk dipasarkan secara besar-besaran KESIMPULAN Sampah adalah bahan sisa yang jika diolah dengan baik atau kreatif dapat bernilai dan merubah nilainya menjadi bukan sampah. program pendayagunaan sampah relatif berhasil walau belum 100 persen berhasil sepenuhnya menurut tim pengabdi. Pendayagunaan sampah jika ditekuni maka dapat memberi kontribusi yang sangat signifikan bagi kehidupan, Lingkungan menjadi lebih rapi, volume sampa yang dibuang terkurangi, kreatifitas masyarakat bertambah serta memperbaiki kondisi perkonomian dan semangat berwirusaha. Hasilnya pun dapat bersanding dengan produk-produk kerajinan lain yang dipasarankan bahkan dengan produk pabrikan. DAFTAR PUSTAKA Chandra, Dr. Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. 2007. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran Hartono, Rudi. Penanganan dan Pengelolaan Sampah. Penebar Swadaya UU No. 18 Tahun 2008 Wirjoatmodjo,Nuning dan Fardah Kecil Untuk Lompatan Besar. 2004. UNESCO Jakarta Office Yuwono,Rudi et. al. Kalau Sulit Dilawan, Jadikan Kawan. November 2007. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan AMPL Pendayagunaan Sampah… Nur Fatoni, dkk. 96 DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017 Environmental Services Program. Comparative Assessment on Community Based Solid Waste Management CBSWM – Medan, Bandung, Subang, and Surabaya. November 2006. Development Alternatives, Inc. for USAID ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. Rabu, 30 Maret 2022 0701 WIB idem Iklan Jakarta -Limbah plastik merupakan sumber pencemaran lingkungan. Penggunaan plastik yang masif dalam kehidupan sehari-hari telah menyebabkan pencemaran lingkungan meliputi tanah, air, laut, bahkan UlangSalah satu solusi untuk mengatasinya yakni dengan mendaur ulang limbah plastik menjadi dari News18, berikut adalah 4 cara membuat kerajinan dari limbah plastik Pot bunga dari botol bekasBotol plastik bekas dapat dimanfaatkan kembali sebagai pot bunga lucu bergambar hewan. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain botol 2 liter dan pewarna atau cat. Ikuti langkah-langkah berikut untuk membuatnya Potong sepertiga bagian bawah botolPada salah satu sisi, potong botol menjadi dua bentuk segitiga sehingga terlihat seperti telingaCat botol dengan warna yang diinginkanGambar wajah hewan pada botol, misalnya wajah kucing atau anjingIsi botol dengan tanah dan tanaman yang ingin ditanamTempat pensil dari botol bekasBotol plastik juga bisa didaur ulang menjadi tempat pensil. Caranya yakni dengan memotong botol menjadi setengah bagian, kemudian hiaslah dengan cara diwarnai dan diberi glitter. Setelah selesai dihias, masukkan pensil atau bolpoin ke dalam potongan botol mozaik dari tutup botolKetika seseorang membuat kerajinan dari botol plastik bekas, bagian tutupnya jarang digunakan. Padahal, tutup botol bisa dijadikan seni mozaik yang mempercantik dekorasi rumah. Cara membuatnya yakni Kumpulkan tutup botol bekas sebanyak mungkinSiapkan kanvas atau karton, lem, dan catCari gambar yang ingin dibuat sebagai dekorasiCat tutup botol sesuai gambar yang diinginkanBuat gambar di atas kanvas atau karton menggunakan pensilLetakkan tutup botol yang telah dicat di atas karton menggunakan lemJika sudah selesai, gantungkan seni mozaik pada dindingTikar dari kantong plastikTikar merupakan anyaman yang biasanya dipakai sebagai alas duduk atau tidur. Ternyata, kantong plastik bekas dapat dibuat menjadi tikar dengan langkah-langkah berikut Kumpulkan kantong plastik bekas sebanyak mungkin dan pilah sesuai warnanyaSiapkan gunjing, jarum, dan benangPikirkan pola tikar yang akan dibuatPotong kantung pastik bekas menjadi strip panjang dengan lebar 5 cmBuat simpul dan kepanglah strip dengan warna yang samaLetakkan strip kantong plastik bekas yang telah dikepang dalam pola spiralGunakan jarum dan benang untuk menjahit anyaman kantong plastik dalam bentuk spiralItulah 4 cara membuat kerajinan dari limbah plastik. Selain mengurangi sampah, aneka kerajinan tangan di atas mungkin bisa dijual dan dijadikan sumber NUR RAHMAWATIBaca juga Seniman Brasil Mereproduksi Karya Seni Dunia dengan Limbah Plastik Artikel Terkait Sampah Plastik Naik 20 Kali Lipat, Dosen Teknik Lingkungan ITS Ingatkan Bahaya Sampah Mikroplastik 4 hari lalu Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Belantara Gelar Kontes Foto Solusi Polusi Plastik 6 hari lalu Sampah Plastik Penuhi DAS Musi, Warga Palembang Diminta Ubah Pola Pikir 6 hari lalu Pegadaian dan Plustik Daur Ulang 1 Ton Sampah Plastik 10 hari lalu Ini Arti RRR +D Berkaitan dengan Polusi dan Sampah Plastik 23 hari lalu Tak Hanya Andalkan Kunjungan Wisata, Perajin Yogya Didorong Bidik Event Internasional 26 hari lalu Rekomendasi Artikel Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini. Video Pilihan Sampah Plastik Naik 20 Kali Lipat, Dosen Teknik Lingkungan ITS Ingatkan Bahaya Sampah Mikroplastik 4 hari lalu Sampah Plastik Naik 20 Kali Lipat, Dosen Teknik Lingkungan ITS Ingatkan Bahaya Sampah Mikroplastik Sampah plastik di Indonesia meningkat 20 kali lipat sejak 1960. Dosen Teknik Lingkungan ITS mengingatkan bahaya sampah mikroplastik bagi makhluk hidup. Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Belantara Gelar Kontes Foto Solusi Polusi Plastik 6 hari lalu Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Belantara Gelar Kontes Foto Solusi Polusi Plastik Kontes foto ini merupakan salah satu dukungan dengan tema yang dipilih sejalan dengan tema global Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023. Sampah Plastik Penuhi DAS Musi, Warga Palembang Diminta Ubah Pola Pikir 6 hari lalu Sampah Plastik Penuhi DAS Musi, Warga Palembang Diminta Ubah Pola Pikir Sampah, termasuk sampah plastik, tidak hanya menumpuk di pinggir-pinggir jalan, akan tetapi memenuhi hampir sepanjang daerah aliran sungai DAS Musi. Pegadaian dan Plustik Daur Ulang 1 Ton Sampah Plastik 10 hari lalu Pegadaian dan Plustik Daur Ulang 1 Ton Sampah Plastik Pengumpulan sampah melibatkan milenial Pegadaian selama acara Konser Lokananta 2023 di Solo. Ini Arti RRR +D Berkaitan dengan Polusi dan Sampah Plastik 23 hari lalu Ini Arti RRR +D Berkaitan dengan Polusi dan Sampah Plastik PBB memperkenalkan istilah RRR + D untuk mengurangi sampah plastik. Apa artinya? Tak Hanya Andalkan Kunjungan Wisata, Perajin Yogya Didorong Bidik Event Internasional 26 hari lalu Tak Hanya Andalkan Kunjungan Wisata, Perajin Yogya Didorong Bidik Event Internasional Dengan modal kualitas yang sudah diakui pasar internasional itu, kata Timbul, yang perlu jadi perhatian perajin Yogya yakni jeli membaca momentum. Praktik Greenwashing di Industri AMDK 30 hari lalu Praktik Greenwashing di Industri AMDK Ada lima jenis praktik Greenwashing yang biasa diiklankan oleh produsen yang berbuat seolah-olah pro lingkungan 5 Tempat Pembuangan Akhir Sampah Terbesar Di Indonesia 30 hari lalu 5 Tempat Pembuangan Akhir Sampah Terbesar Di Indonesia DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kapasitas TPA terbesar di Indonesia. Tempat pembuangan akhir sampahnya terletak di Bantar Gebang, Kota Bekasi. Iriana Jokowi Ikut Merayakan Ulang Tahun Dewan Kerajinan Nasional 31 hari lalu Iriana Jokowi Ikut Merayakan Ulang Tahun Dewan Kerajinan Nasional Ibu Negara Iriana Jokowi ikut merayakan ulang tahun Dewan Kerajinan Nasional Dekranas. Tas Keranjang Ratu Suthida dari Thailand di Penobatan Raja Charles III Mencuri Perhatian 34 hari lalu Tas Keranjang Ratu Suthida dari Thailand di Penobatan Raja Charles III Mencuri Perhatian Tas tangan Ratu Suthida dari Thailand terbuat dari tanaman yan lipao, dianyam dengan teknik menenun yang diwariskan dari generasi ke generasi. Limbah keras. Foto PixabayLimbah merupakan sisa sampah produksi yang dihasilkan industri atau rumah tangga. Masyarakat pada umumnya menghasilkan buangan berupa limbah dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu jenis limbah adalah limbah keras yang memiliki bentuk keras, padat, tidak mudah berubah bentuk, dan tidak mudah sifatnya, limbah keras dibedakan menjadi dua, yaitu limbah keras organik dan anorganik. Limbah keras organik adalah limbah keras yang berasal dari alam. Contohnya yaitu sisik ikan, tulang hewan, cangkang kerang laut, tempurung kelapa, dan limbah keras anorganik adalah limbah yang berasal dari bahan kimia tidak terbaharui dan berpotensi menjadi polutan. Contoh dari limbah ini adalah plastik, pecahan keramik dan kaca, botol kaleng, dan bentuknya, limbah harus diolah dan dikelola agar tidak menimbulkan masalah baru bagi masyarakat. Perwujudan limbah keras yang sulit untuk dikelola harus dimaksimalkan sebisa mungkin untuk mengurangi tumpukan sampah. Oleh karenanya, dibutuhkan tangan kreatif untuk dapat merubah limbah keras menjadi barang yang bisa salah satu bentuk limbah keras yang tidak dapat diurai. Foto PixabayPemanfaatan Limbah Keras Untuk KerajinanBagi para pecinta seni, limbah keras dapat dijadikan sebuah barang kerajinan yang memiliki nilai guna. Proses pengolahannya dibutuhkan ketelitian dan kesabaran sehingga menghasilkan barang baru di kerajinan bahan limbah keras harus menerapkan sistem upaya 3R Reduce, Reuse, Recycle. Proses ini diperlukan untuk meminimalisir sampah yang dihasilkan dalam proses produksi keras yang dapat didaur ulang antara lain cangkang kerang, sisik ikan, tempurung kelapa, botol plastik, dan sebagainya. Jika dinilai tidak layak pakai, maka limbah dapat dibakar. Jika dinilai masih memiliki nilai guna, maka akan dibentuk dan dibuat kerajinan yang akan menjadi nilai ekonomis di kerajinan yang dihasilkan dari bahan limbah keras yaituVas bunga dari bambu atau kayuOrnamen hias dari batu alamKerajinan cangkang kerangKerajinan dari sisik dan tulang ikanMangkok dari tempurung kelapaTas dari plastik atau karungOrnamen dari pecahan kaca Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi. Peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di dua desa, yaitu Desa Melaya dan Desa Candikusuma. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan workshop pengolahan sampah plastik. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini telah terlaksana dengan baik. Para peserta juga antusias dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat. Hasil evaluasi juga mengungkapkan beberapa tantangan dalam melakukan pengolahan sampah plastik, seperti keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan, keterbatasan waktu, tidak berminat melakukan hal tersebut, sulit dalam melawan rasa malas. Pelaksanaan kegiatan in, diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik serta menciptakan usaha kreatif berupa kerajinan tangan yang bernilai ekonomi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURPIKAT Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 2021 pp. 10-21 p-ISSN 2746-0398 e-ISSN 2746-038X Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi I Made Legawa1, Ni Wayan Rustiarini2*, Yudistira Adnyana3, Tri Djoko Setyono4 1 Prodi Pendidikan Sejarah, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia, 80233 2 Prodi Akuntansi, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia, 80233 3 Prodi Ilmu Administrasi, Universitas Ngurah Rai, Indonesia, 80238 4 Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia, 80233 E-mail rusti_arini DOI Info Artikel Diterima 2021-03-10 Diperbaiki 2021-05-26 Disetujui 2021-08-26 Abstrak Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi. Peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di dua desa, yaitu Desa Melaya dan Desa Candikusuma. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode yang diaplikasikan adalah penyuluhan dan workshop pengolahan sampah plastik. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian telah terlaksana dengan baik. Para peserta juga antusias dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat. Hasil evaluasi juga mengungkapkan beberapa tantangan dalam melakukan pengolahan sampah plastik, seperti keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan, keterbatasan waktu, tidak berminat melakukan hal tersebut, sulit dalam melawan rasa malas. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik serta menciptakan usaha kreatif berupa kerajinan tangan yang bernilai ekonomi. Abstract This community service activity aims to process plastic waste into handicrafts with economic value. Participants in this activity were PKK women in two villages, namely Melaya Village and Candikusuma Village. This activity consists of three stages, namely, planning, implementing, and evaluating. The method applied is counseling and plastic waste processing workshops. The results of the evaluation show that the community service activities have been carried out well. The Kata kunci kerajinan tangan, sampah plastik, usaha kreatif Keywords handicrafts, plastic waste, creative endeavors participants were also enthusiastic and actively participated in this activity. This is indicated by the results of the evaluation, which show an increase in public knowledge. The evaluation results also revealed several challenges in processing plastic waste, such as limited knowledge and skills, limited time, no interest in doing this, difficulty in fighting laziness. The implementation of this activity is expected to reduce environmental pollution caused by plastic waste and create creative businesses in handicrafts with economic value. Pendahuluan Sampah plastik menjadi salah satu permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Polusi sampah plastik tidak hanya mengancam kelestarian wilayah daratan namun juga merusak ekosistem laut secara global Borrelle et al., 2020. Seiring pertumbuhan jumlah penduduk, volume sampah plastik menjadi semakin tidak terkendali. Kondisi ini tentu saja mengancam keberlangsungan planet bumi Villarrubia-Gómez et al., 2018. Oleh karena itu, setiap negara di seluruh dunia sedang berjuang untuk mengantisipasi polusi sampah plastik. Berbagai upaya telah dilakukan, seperti mengurangi volume sampah plastik, menetapkan batasan penggunaan plastik, memikirkan strategi pengelolaan sampah plastik yang efektif, atau mengembangkan teknologi daur ulang atau pengelolaan limbah plastik Borrelle et al., 2020; Faraca & Astrup, 2019. Plastik memainkan peran penting dalam berbagai sektor, khususnya sektor industri. Mayoritas industri menggunakan plastik sebagai bahan baku pengemasan produk. Penggunaan plastik diperkirakan terus meningkat seiring pertumbuhan sektor industri. Pada setiap tahunnya, sektor industri di berbagai belahan dunia mengonsumsi sekitar seratus juta ton plastik dalam aktivitas industrinya. Bahkan, benua Asia berkontribusi cukup besar dalam penggunaan plastik, yaitu sebesar tiga puluh persen 2014. Satu hal yang cukup memprihatinkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua sebagai penyumbang sampah plastik di dunia, yang ditunjukkan pada Gambar 1. Angka ini mengindikasikan bahwa pengelolaan sampah plastik belum dilakukan secara serius. Hasil kajian ini menjadi sekaligus memberi tantangan besar kepada pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk bersama-sama menyiapkan strategi pengelolaan sampah plastik yang efektif. 12 Sumber CNBC 2019 Gambar 1. Jumlah Polusi Laut atas Sampah Plastik Di Indonesia, permasalahan mengenai sampah plastik menjadi sorotan publik. Tingkat pencemaran sampah plastik diperkirakan terus meningkat, khususnya pada sektor industri pengolahan minuman. Tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas sektor pengolahan minuman menggunakan plastik sekali pakai dalam pengemasan produk CNBC 2019. Berbagai keunggulan plastik, seperti harga terjangkau, kualitas terjamin, serta mudah diperoleh menyebabkan aktivitas masyarakat tidak bisa terlepas dari penggunaan plastik Astriani et al., 2020. Meskipun demikian, banyak masyarakat yang belum menyadari kelemahan plastik tersebut. Bahan baku plastik berasal dari bahan anorganik yang sulit terurai, bahkan seringkali tidak dapat terurai dengan baik. Oleh karena itu, sampah plastik tidak boleh ditimbun dalam tanah karena membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai. Sampah plastik yang ditimbun dalam tanah dapat merusak tekstur permukaan tanah dan menimbulkan aroma tidak sedap Astriani et al., 2020. Proses penanganan sampah plastik yang sulit ini menyebabkan masyarakat mengambil langkah alternatif, seperti membakar atau membuang ke laut Hidayat et al., 2019. Akibatnya, pembakaran sampah plastik justru menimbukan pencemaran udara dan kerusakan ekosistem laut. Sampai saat ini, telah terdapat beberapa regulasi yang ditetapkan terkait pengelolaan sampah. Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Selanjutnya, Menteri Pekerjaan Umum mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Mengenai Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Regulasi ini menekankan prinsip 3R Reduce, Reuse, dan Recycle dalam pengolahan sampah. Kedua aturan tersebut diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Tahun 2020 13 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik yang lebih kompleks dan beragam. Berkaitan dengan pengelolaan sampah plastik, beberapa pemerintah daerah telah menetapkan aturan yang ketat, salah satunya dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Penetapan berbagai aturan tersebut diharapkan dapat meminimalisir pencemaran lingkungan karena sampah plastik. Permasalahan pengelolaan sampah plastik juga dihadapi masyarakat Desa Melaya dan Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, masyarakat pada kedua desa tersebut telah melakukan kegiatan pengelolaan sampah menggunakan prinsip 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle. Meskipun demikian, masyarakat masih mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas recycle, yaitu melakukan daur ulang atas sampah anorganik, khususnya sampah plastik. Selama ini, masyarakat hanya mengolah sampah organik menjadi kompos dan biogas. Pengelolaan sampah anorganik belum dilakukan karena keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan. Bertitiktolak pada permasalahan tersebut, kegiatan pengabdian ini menawarkan solusi berupa penyuluhan dan workshop mengolah sampah plastik menjadi produk kerajinan tangan bernilai ekonomi, seperti tas, dompet, keranjang, serta asesoris. Peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di Desa Melaya dan Candikusuma. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengurangi potensi terjadinya pencemaran lingkungan yang diakibatkan sampah plastik. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan usaha kreatif kerajinan tangan di lingkungan ibu-ibu PKK sehingga aktivitas pengolahan sampah plastik menjadi suatu peluang bisnis. Dengan demikian upaya kreasi sampah plastik ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Metode Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk pemberdayaan ibu-ibu PKK dalam mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi. Alur kegiatan pengabdian ini adalah 1. Tahap perencanaan, yaitu pelaksana pengabdian melakukan wawancara dan diskusi dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat mengenai permasalahan lingkungan dan perekonomian di kedua desa tersebut. Selanjutnya, melakukan koordinasi dengan masyarakat untuk mengatur konsep, waktu, dan teknis pelaksanaan kegiatan ini. 14 2. Tahap pelaksanaan, yaitu merupakan inti kegiatan pengabdian. Pelaksanaan kegiatan dilakukan menggunakan dua metode, yaitu a. Penyuluhan ceramah, yaitu menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pengetahuan lingkungan dan ekonomi kreatif. Pengetahuan lingkungan diberikan agar masyarakat memiliki pengetahuan yang baik akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Peningkatan pengetahuan akan meningkatkan kesadaran, kepekaan, dan kepedulian masyarakat untuk melakukan aktivitas-aktivitas sosial yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Penyuluhan mengenai ekonomi kreatif diberikan untuk memotivasi masyarakat agar memanfaatkan peluang bisnis yang tersedia sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga. b. Workshop, yaitu melakukan praktik pengolahan sampah plastik menjadi barang kerajinan. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan ketrampilan masyarakat dalam mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Melalui praktik pengolahan ini, masyarakat diharapkan mampu mengolah sampah plastik secara mandiri sehingga aktivitas ini dapat menjadi sumber pendapatan keluarga. 3. Tahap evaluasi, yaitu melakukan penilaian atas keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Proses evaluasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu pre-test dan post-test. Pre-test bertujuan untuk menguji pengetahuan masyarakat sebelum kegiatan berlangsung, sementara post-test untuk menguji tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan. Adapun alur kegiatan pengabdian ini disajikan dalam Gambar 2. Gambar 2. Alur Kegiatan Pengabdian Hasil dan Pembahasan Pengelolaan sampah plastik merupakan aktivitas yang kompleks. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengenai Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Wawancara Diskusi Koordinasi Penilaian pre-test dan post-test 15 Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, pengelolaan sampah hendaknya dilakukan menggunakan prinsip 3R Reduce, Reuse, dan Recycle. Seiring perkembangan jaman, prinsif 3R telah dimodifikasi menjadi 4R Reduce, Reuse, Replace dan Recycle Kusminah, 2018; Yunik’ati et al., 2019. Keempat istilah tersebut dapat dimaknai bahwa masyarakat hendaknya berusaha mengurangi penggunaan kemasan plastik, terutama plastik sekali pakai. Apabila memungkinkan, masyarakat menggunakan plastik tersebut berulang kali sehingga tidak meningkatkan jumlah konsumsi. Masyarakat juga dapat mengganti penggunaan plastik dengan barang lainnya yang lebih ramah lingkungan dan aman digunakan berkali-kali. Terakhir, apabila penggunaan kemasan plastik tidak dapat dihindari, masyarakat dapat mengolah kembali sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomi. Agar regulasi tersebut dapat diimplementasikan secara efektif, pengelolaan sampah berbasis 4R memerlukan kerjasama dan dukungan dari pemerintah, pihak swasta, dan seluruh lapisan masyarakat. Partisipasi masyarakat memegang peranan utama dalam upaya pencapaian keberhasilan pengelolaan sampah Chung & Poon, 2001, khususnya di negara berkembang Dhokhikah & Trihadiningrum, 2012. Pengelolaan sampah dilakukan untuk sampah organik dan anorganik. Selama ini, pengelolaan sampah organik tidak menemui kendala mengingat prosesnya lebih mudah ditemui dalam kehidupan masyarakat. Namun, pengolahan sampah anorganik seperti sampah plastik menjadi tantangan utama bagi masyarakat. Kondisi ini disebabkan berbagai alasan, seperti keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan, keterbatasan waktu, rendahnya kesadaran, minat, dan antusiasme, serta munculnya rasa malas untuk melakukan aktivitas tersebut Alexander et al., 2009; Dhokhikah et al., 2015; Singhirunnusorn et al., 2012. Bercermin pada fenomena tersebut, kegiatan pengabdian ini dilakukan untuk memotivasi dan melakukan transfer pengetahuan kepada masyarakat agar mampu mengolah kembali sampah plastik menjadi barang ekonomis. Peserta kegiatan adalah 30 orang ibu-ibu PKK Desa Melaya dan Desa Candikusuma. Kegiatan pengabdian diawali dengan tahap perencanaan, meliputi observasi, sosialisasi, dan diskusi dengan pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan ibu-ibu PKK. Tahap perencanaan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi terkait konsep kegiatan, waktu, dan teknis pelaksanaan, disajikan dalam Gambar 3 dan 4. Gambar 3. Melakukan observasi mengenai pengolahan sampah plastik Gambar 4. Sosialisasi program kerja kepada pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan ibu-ibu PKK Pada tahap pelaksanaan, terdapat dua metode yang digunakan yaitu penyuluhan dan workshop. Materi penyuluhan berkaitan dengan informasi pengetahuan lingkungan dan ekonomi kreatif. Pada penyuluhan lingkungan, peserta diingatkan kembali dengan prinsip 4R Reduce, Reuse, Replace dan Recycle. Pengelolaan sampah plastik yang tidak tepat menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, kesehatan, dan sosial. Salah satu solusi yaitu mendaur ulang sampah plastik menjadi barang ekonomis. Penyuluhan selanjutnya mengenai pengembangan ekonomi kreatif di kalangan ibu-ibu PKK. Ekonomi kreatif merupakan konsep yang menekankan pada pengetahuan, gagasan, dan kreativitas sebagai motor penggerak perekonomian Haeruddin et al., 2020; Linda, 2018. Selama ini, peserta menganggap bahwa pembuatan suatu usaha kreatif memerlukan modal besar dan ketrampilan kerja yang spesifik. Pada kesempatan ini, pemateri menjelaskan bahwa pengembangan ekonomi kreatif berbasis sampah plastik menggunakan modal minimal karena menggunakan sampah plastik yang berasal dari kemasan makanan, minuman, atau kemasan lainnya. Selain menggunakan modal minimal, usaha kreatif ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi lingkungan karena mengurangi pencemaran sampah plastik. Manfaat lainnya adalah mampu menjadi salah satu sumber pendapatan keluarga dan masyarakat Mahaputra et al., 2020. Kegiatan penyuluhan ditunjukkan pada Gambar 5. Setelah kegiatan penyuluhan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan workshop pengolahan sampah plastik. Adapun bahan dan peralatan yang diperlukan, seperti kemasan plastik makanan atau minuman, benang, jarum, gunting, kain polos, dan resleting. Urutan proses yang dapat dilakukan adalah peserta melipat kemasan plastik sesuai ukuran yang telah ditentukan. Selanjutnya, lipatan-lipatan tersebut 17 dianyam menjadi bentuk tertentu. Setelah mendapatkan beberapa anyaman, peserta menggabung anyaman-anyaman tersebut secara sabar dan teliti. Apabila kerangka anyaman telah terbentuk, peserta dapat merapikan bagian pinggiran tas tersebut agar terlihat tapi. Pada bagian akhir, peserta melapisi bagian dalam anyaman tersebut dengan kain polos, serta mempercantik tas dengan cara menambahkan risleting. Adapun bahan dan peralatan yang diperlukan, serta proses pembuatan kerajinan tangan ini ditunjukkan pada Gambar 6, 7, dan 8. Gambar 5. Penyuluhan mengenai lingkungan dan ekonomi kreatif Gambar 6. Bahan dan peralatan untuk membuat kerajinan tangan Gambar 7. Pembuatan lipatan plastik Gambar 8. Pembuatan anyaman Berbagai produk kerajinan tangan yang dapat dibuat seperti tas, dompet, keranjang, serta asesoris. Harga jual produk kerajinan tangan tersebut berkisar antara tersebut berkisar antara Rp. sampai dengan Rp. Harga yang ditawarkan tergantung pada ukuran dan waktu yang diperlukan untuk membuat kerajinan tangan tersebut. Beberapa produk pengolahan sampah plastik dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10. Gambar 9. Produk yang telah dibuat Gambar 10. Contoh dompet kerajinan tangan dari sampah plastik Tahap terakhir dari kegiatan pengabdian ini adalah melakukan evaluasi penilaian atas seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan. Secara umum, kegiatan terlaksana dengan sukses dan lancar. Hal ini ditunjukkan dengan antusiasme peserta yang tinggi dalam mengikuti penyuluhan, serta berpartisipasi aktif dalam workshop pembuatan kerajinan tangan. Selain itu, peserta dapat dengan cepat mempraktikkan pembuatan kerajinan dan mampu mengerjakan kerajinan tersebut secara mandiri. Adapun hasil evaluasi kegiatan pengabdian disajikan dalam Gambar 11 dan Gambar 12. Gambar 11. Hasil penilaian tentang pengetahuan mengenai sampah plastik Gambar 12. Alasan-alasan peserta tidak melakukan pengolahan sampah plastik menjadi kerajinan tangan Gambar 11 menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan mampu meningkatkan pengetahuan peserta terkait dampak negatif sampah plastik, prinsip pengelolaan, dan cara pengolahan sampah plastik tersebut. Dari ketiga pengetahuan yang diperoleh, peningkatan pengetahuan paling tinggi terkait dengan cara pengolahan sampah plastik, yaitu sebesar 82,5%. Hasil evaluasi pada Gambar 12 menyajikan lima alasan yang mendasari peserta tidak melakukan pengolahan sampah plastik. 19 Adapun kelima alasan tersebut adalah keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan 50,00%, keterbatasan waktu 13,33%, tidak berminat melakukan hal tersebut 13,33%, sulit dalam melawan rasa malas 16,67%, serta alasan lainnya 6,67% seperti tidak ada yang mengkoordinasi. Dari kelima alasan tersebut, mayoritas peserta menyatakan bahwa kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan dan workshop pembuatan kerajinan tangan menjadi kegiatan pengabdian yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu PKK. Kesimpulan Pengelolaan sampah plastik merupakan tantangan masyarakat di era modern. Kondisi ini perlu ditangani secara serius oleh pihak berkepentingan, seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat. Bercermin pada fenomena tersebut, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan sampah plastik, serta menciptakan usaha kreatif kerajinan tangan di lingkungan ibu-ibu PKK. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengabdian ini menggunakan metode penyuluhan dan workshop pengolahan sampah. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengolahan sampah plastik terlaksana dengan baik. Selain itu, kegiatan pengabdian memberikan manfaat berupa peningkatan pengetahuan ibu-ibu PKK setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dan workshop pembuatan kerajinan. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari para peserta yang sangat antusias dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Dengan demikian, kegiatan sejenis hendaknya dilakukan secara konsisten untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai kegiatan Ipteks Bagi Wilayah ini. Selain itu, terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Jembrana, Universitas Ngurah Rai, pemerintah dan masyarakat Desa Melaya dan Desa Candikusuma yang telah berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian ini. 20 Referensi Alexander, C., Smaje, C., Timlett, R., & Williams, I. 2009. Improving social technologies for recycling. Proceedings of the Institution of Civil Engineers-Waste and Resource Management, 1621, 15–28. Astriani, L., Mulyanto, T. Y., Bahfen, M., & Dityaningsih, D. 2020. Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Melalui Produk Kreatif dari Pengolahan Sampah Plastik. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, 11, 1–9. Borrelle, S. B., Ringma, J., Law, K. L., Monnahan, C. C., Lebreton, L., McGivern, A., Murphy, E., Jambeck, J., Leonard, G. H., & Hilleary, M. A. 2020. Predicted growth in plastic waste exceeds efforts to mitigate plastic pollution. Science, 3696510, 1515–1518. Chung, & Poon, 2001. A comparison of waste-reduction practices and new environmental paradigm of rural and urban Chinese citizens. Journal of Environmental Management, 621, 3–19. CNBC 2019. Sebegini Parah Ternyata Masalah Sampah Plastik di Indonesia. Dhokhikah, Y., & Trihadiningrum, Y. 2012. Solid waste management in Asian developing countries Challenges and opportunities. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, 27, 329–335. Dhokhikah, Y., Trihadiningrum, Y., & Sunaryo, S. 2015. Community participation in household solid waste reduction in Surabaya, Indonesia. Resources, Conservation and Recycling, 1029, 153–162. Faraca, G., & Astrup, T. 2019. Plastic waste from recycling centres Characterisation and evaluation of plastic recyclability. Waste Management, 957, 388–398. Haeruddin, M. I. M., Hakim, A., Musa, M. I., Kurniawan, A. W., Akbar, A., Natsir, U. D., & Haeruddin, M. I. W. 2020. Pemberdayaan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat di Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau Kabupaten Maros. JURPIKAT Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 12, 83–93. Hidayat, Y. A., Kiranamahsa, S., & Zamal, M. A. 2019. A study of plastic waste management effectiveness in Indonesia industries. AIMS Energy, 73, 350–370. 21 2014. Mengetahui Bahaya Sampah Plastik. Kusminah, I. L. 2018. Penyuluhan 4R Reduce, Reuse, Recycle, Replace dan kegunaan bank sampah sebagai langkah menciptakan lingkungan yang bersih dan ekonomis di Desa Mojowuku Kabupaten Gresik. JPM17 Jurnal Pengabdian Masyarakat, 31, 22–28. Linda, R. 2018. Pemberdayaan ekonomi kreatif melalui daur ulang sampah plastik Studi kasus bank sampah Berlian Kelurahan Tangkerang Labuai. Jurnal Al-Iqtishad, 121, 1–19. Mahaputra, I. N. K. A., Rustiarini, N. W., Sudiana, I. M., & Anggraini, N. P. N. 2020. Program kewirausahaan pembuatan hiasan penjor Pemberdayaan ibu PKK berbasis kearifan lokal. Jurnal Solma, 92, 458–467. Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, 2018. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, 2012. Singhirunnusorn, W., Donlakorn, K., & Kaewhanin, W. 2012. Contextual Factors Influencing Household Recycling Behaviours A Case of Waste Bank Project in Mahasarakham Municipality. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 36, 688–697. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, 2008. Villarrubia-Gómez, P., Cornell, S. E., & Fabres, J. 2018. Marine plastic pollution as a planetary boundary threat – The drifting piece in the sustainability puzzle. Marine Policy, 9610, 213–220. Yunik’ati, Y., Imam, R. M., Hariyadi, F., & Choirotin, I. 2019. Sadar Pilah Sampah Dengan Konsep 4R Reduce, Reuse, Recycle, Replace Di Desa Gedongarum, Kanor, Bojonegoro. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat JIPEMAS, 22, 81–87. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang kewirausahaan dan pengolahan luaran yang menghasilkan produk bernilai ekonomis yaitu sabun dan deterjen, serta mengetahui metode pemasarannya. Sasaran peserta dari kegiatan ini adalah warga kelurahan Allepolea Kecamatan Lau di Kabupaten Maros. Secara umum, peserta sangat antusias mengikuti pelatihan yang ditunjukkan dari ketekunan dan kedisiplinan dalam mengikuti setiap tahapan dalam kegiatan. Selain itu setiap peserta ikut berpartisipasi dalam menentukan materi pelatihan terkait dengan pelaksanaan tugas yang dijalankan sehari-hari. Setiap peserta mampu menghasilkan produk bernilai ekonomis dan juga mampu memasarkan produk tersebut baik melalui mekanisme penjualan offline maupun online. Melalui kegiatan ini setiap peserta merasakan manfaat dari kegiatan pemberdayaan usaha ekonomi produktif melalui kegiatan dan mengharapkan kegiatan seperti ini dapat diberikan secara rutin dan juga membawa khazanah baru bagi pengetahuan dan keterampilan mereka sehingga akan meningkatkan taraf kehidupan warga secara Indonesia telah memfokuskan perhatian pada upaya pengentasan kemiskinan di daerah pedesaan. Kegiatan pengabdian ini memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia bernilai ekonomi melalui program kewirausahaan di Desa Kaliakah dan Desa Baluk. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi, seperti 1 rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai wirausaha, 2 kurangnya motivasi untuk melakukan wirausaha, serta 3 rendahnya kreativitas untuk memulai wirausaha. Bertitiktolak dari permasalahan tersebut, program kewirausahaan ini direalisasikan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan “mejejahitan” hiasan penjor. Program ini dilatarbelakangi pemikiran bahwa hiasan penjor merupakan kerajinan yang sering digunakan dalam kegiatan upacara agama dan adat di Bali. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa mayoritas peserta menyatakan pelatihan menarik dan bermanfaat. Selain itu, peserta juga mampu memahami materi yang diberikan sehingga memiliki keinginan untuk menjadi wirausaha, khususnya berkaitan dengan pembuatan hiasan mess of plastic It is not clear what strategies will be most effective in mitigating harm from the global problem of plastic pollution. Borrelle et al. and Lau et al. discuss possible solutions and their impacts. Both groups found that substantial reductions in plastic-waste generation can be made in the coming decades with immediate, concerted, and vigorous action, but even in the best case scenario, huge quantities of plastic will still accumulate in the environment. Science , this issue p. 1515 , p. 1455Yunik'ati Yunik'atiRio Miftakhul ImamFebri Hariyadi Ismi ChoirotinHousehold waste is becoming a common problem in our society. The consumptive lifestyle that is not supported by a good awareness of waste management resulting in increased waste volume. It will give a bad impact on the environment. This community service activity was aimed to provide solutions to waste problems in Gedongarum Village. The programs arranged were waste sorting through socialization and training activity of 4R concept Reduce, Reuse, Recycle and Replace, and manufacturing of waste sorting facilities. The results of the evaluation showed that the awareness of the community to the importance of waste sorting and processing increased by and the knowledge on waste management, increased by The effectiveness of the program's success amounted to while 86,9% of the respondents support the activities to be management in Indonesia is less effective. According to Indonesia Statistics in 2016, the population in Indonesia reached 261,115,456 people and produced 65,200,000 tons of waste per year. Additionally, the growth of economy has an impact in industrial establishment. The activitity of industries lead to the increase of waste production. From the total waste piles, 85,000 tons per year are plastic waste. The waste pile will increase along with the projected increase in population and industrial growth. The considerable amount of plastic waste in Indonesia will be dangerous for the environment. Therefore, a strategy is needed to prevent the increasing amount of plastic waste in Indonesia. This study is conducted to determine the appropriate strategy to be done by identifying the type of plastic waste in Indonesia, mapping the flow of plastic distribution to become waste, and knowing the existing process of plastic waste management. A large number of plastic waste produce toxic substances swhich has to be handled properly. The root problem of the accumulation of plastic waste in Indonesia is the absence of an effective system in treating plastic waste. The result of this study is a solution that can be applied in order to reduce the accumulation of plastic waste in Indonesia by having industries across country to implement a sustainable system . Industries across Indonesia are expected to work together by creating and implementing a plastic waste management systems using a reverse logistics systems where plastic waste is returned to the factories that produce it. Afterwards, factories will manage the plastic waste by recycling and reusing exponential increase in the use of plastic in modern society and the inadequate management of the resulting waste have led to its accumulation in the marine environment. There is increasing evidence of numerous mechanisms by which marine plastic pollution is causing effects across successive levels of biological organization. This will unavoidably impact ecological communities and ecosystem functions. A remaining question to be answered is if the concentration of plastic in the ocean, today or in the future, will reach levels above a critical threshold leading to global effects in vital Earth-system processes, thus granting the consideration of marine plastic pollution as a key component of the planetary boundary threat associated with chemical pollutants. Possible answers to this question are explored by reviewing and evaluating existing knowledge of the effects of plastic pollution in marine ecosystems and the core planetary boundaries’, biosphere integrity and climate change. The irreversibility and global ubiquity of marine plastic pollution mean that two essential conditions for a planetary boundary threat are already met. The Earth system consequences of plastic pollution are still uncertain, but pathways and mechanisms for thresholds and global systemic change are identified. Irrespective of the recognition of plastic as a novel entity in the planetary boundaries framework, it is certain that marine plastic pollution is closely intertwined with global processes to a point that deserves careful management and goal of this study was to examine the community participation in household solid waste HSW reduction and the influencing factors in eastern Surabaya. The research was conducted in three districts, namely Sukolilo, Rungkut, and Tenggilis Mejoyo. The HSW sampling for SW composition analysis was performed over eight consecutive days. Survey concerning community involvement in HSW reduction was conducted in 300 households using stratified random sampling technique. The questionnaires were distributed during HSW sampling for generation rate and composition measurements. Results of this study showed that average HSW generation rate in eastern Surabaya was kg/capita/day. The HSW composition was dominated by food waste followed by plastics paper and used diapers The socio-economic characteristics had less influence than the supporting factors on sorting, recycling and composting activities. This study suggested four strategies to support the community participation on HSW reduction in eastern Surabaya. These strategies were to intensify the HSW reduction training programs; to intensify the information dissemination through mass media and campaign; to increase the number of environmental cadres; and to optimize the existence of waste bank and its function. Roza LindaPenelitian ini bertujuan untuk melihat pola kerjasama dalam bank sampah, dan bagaimana proses pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat melalui daur ulang sampah plastik di Bank Sampah Berlian Kelurahan Tangkerang Labuai. Selain itu tujuan dari penelitian ini juga untuk melihat apa saja dampak sosial dan dampak ekonomi terhadap masyarakat atas keberadaan Bank Sampah Berlian. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah Berlian berjalan cukup baik. Kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah Berlian telah memberikan manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat dan anggotanya antara lain manfaat yang dirasakan oleh masyarakat selain manfaat sosial juga manfaat ekonomi. Kegiatan ini juga memberikan ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat tentang bagaimana mengolah sampah dengan baik. Giorgia FaracaThomas F. AstrupWhile recycling has been recognised as the preferred plastic waste management solution, little is known about the detailed characteristics of plastic waste and how these may affect its recycling. In this study hard plastic, plastic film and PVC waste collected at three Danish recycling centres were sampled and characterised according to product applications, legislative requirements quality, expected product life time, polymer types and presence of potential impurities such as coloured plastics, non-plastic materials and multi-polymer products. The obtained information was applied for estimation of overall recycling potentials for selected archetype recycling process chains based on material flow analysis. In addition to providing detailed data for the composition of the plastic waste products, the results showed that impurities represented 28% wet weight of the plastic waste, and that about 75% of the plastic waste was characterised as Low Quality applications, indicating some legislative recovery restrictions. By accounting for the level/type of impurities, the overall recycling potential was found to be 52% for hard plastics, 59% for plastic films and 79% for PVC waste. The results showed that while varying according to polymer type, the recyclability of “High Quality” plastic waste was 12–35% higher than “Low Quality” applications. While actual results are representative of Danish conditions, the study demonstrates that detailed characteristics of plastic waste are needed to identify potential challenges to recycling and thereby potentially improving the design and recovery efficiency of recycling facilities.

terangkan tentang recycle menjadi kerajinan